Apa Kata Kitab Suci tentang Korupsi (6)

126

Mengapa orang sampai melakukan korupsi?

Kepada mereka yang masih meributkan makanan yang najis dan tidak najis, Yesus berkata, “Segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya” (Mrk. 7:18). Menurut Yesus, yang bisa menajiskan seseorang adalah apa yang keluar dari diri orang itu (Mrk. 7:20). Demikianlah dosa dan kenajisan berasal dari dalam diri manusia sendiri, sebab dari situ muncul hal-hal yang buruk, seperti pikiran jahat, percabulan, pembunuhan, zina, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujatan, kesombongan, kebebalan, dan tentu saja korupsi (bdk. Mrk. 7:21-23).

Niat untuk melakukan korupsi muncul dalam hati orang yang memiliki keterikatan erat dengan hal-hal duniawi. Hidup diisi olehnya semata-mata dengan berbagai upaya untuk memenuhi keperluan dan kesenangan jasmani, seolah-olah tidak ada hal lain yang lebih penting daripada itu. Karena untuk mendapatkan dan memiliki sesuatu diperlukan biaya, ia pun menjadi hamba uang (bdk. Luk. 16:14; Ibr. 13:5; 2Tim. 3:2), yang siap melakukan apa saja asalkan mendapatkan banyak uang sebagai imbalannya. Karena itulah Paulus berkata, “Akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka” (1Tim. 6:10).

Korupsi juga cenderung dilakukan oleh orang-orang yang suka bermegah dalam hal-hal lahiriah, termasuk mereka yang berambisi meraih jabatan dan kedudukan tinggi dalam masyarakat. Dibutakan oleh ambisi tersebut, mereka tidak ragu melakukan hal-hal tercela seperti mengambil uang yang bukan haknya. Tercapainya keinginan untuk berkuasa tidak menghentikan perbuatan buruk itu. Setelah memiliki jabatan, semangat korupsi justru semakin bergelora, sebab hal itu menjadi semakin leluasa untuk dilakukan (bdk. 1Sam. 8:3).

(Bersambung)