Perjumpaan dengan Tuhan

Senin, 29 Januari 2018 – Hari Biasa Pekan IV

428

Markus 5:1-20

Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia. Orang itu diam di sana dan tidak ada seorang pun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu. Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak: “Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!” Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: “Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!” Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: “Siapa namamu?” Jawabnya: “Namaku Legion, karena kami banyak.” Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu.

Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan, lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya, katanya: “Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!” Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya.

Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan menceriterakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang terjadi. Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk, sudah berpakaian dan sudah waras, orang yang tadinya kerasukan legion itu. Maka takutlah mereka. Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceriterakan kepada mereka tentang apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu. Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka.

Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Dia. Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: “Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!” Orang itu pun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran.

***

Tatkala berjumpa dengan Tuhan, kita akan mengalami ketenangan. Mengapa demikian? Sebab, ketika kita berbeban berat, perjumpaan dengan Tuhan akan membuat hati kita dikuatkan. Kaki kita pun diringankan oleh-Nya, sehingga kita akan mampu terus melangkah. Bukan hanya itu, dengan mengandalkan dan menyadari kehadiran Tuhan, segala penyakit akan disembuhkan, dan hati yang putus asa akan dipulihkan.

Karena situasi dan kondisi orang berbeda-beda, bentuk perjumpaan dengan Tuhan tidak sama bagi setiap orang. Orang yang kerasukan roh jahat dalam bacaan Injil hari ini mengalami perjumpaan yang istimewa. Ia disembuhkan Yesus. Aneka macam penderitaan telah ditanggung olehnya, termasuk penderitaan berat karena diasingkan dari keluarga. Berkat perjumpaan dengan Yesus, semua penderitaan itu sirna. Ia sembuh seperti sediakala. Bersukacitalah orang itu dengan sangat. Selanjutnya, ia pun berkobar-kobar dalam mengikuti Yesus dan mewartakan kasih-Nya.

Kita pasti mempunyai aneka kesulitan dan persoalan. Bisa jadi kita bahkan sudah sampai pada kebuntuan, di mana kita tidak tahu lagi bagaimana menyelesaikan persoalan yang kita alami. Jangan putus asa. Lihatlah jauh ke dalam hati. Tuhan ada di sana, siap mendengarkan segala keluh kesah kita, siap pula mengulurkan bantuan. Ia tidak pernah membiarkan kita berjalan dan berjuang sendirian. Ia berketapan untuk melindungi dan mendampingi hamba-hamba-Nya.

Masalah dan kesulitan tentu saja senantiasa mewarnai hidup manusia, tetapi penyertaan dan cinta kasih Tuhan juga demikian. Kita tidak pernah jauh-jauh dari-Nya. Karena itu, dalam aneka macam situasi kehidupan, marilah kita datang kepada-Nya dan selalu berusaha untuk menjumpai diri-Nya.