Dalam Keheningan

Sabtu, 3 Februari 2018 – Hari Biasa Pekan IV

552

Markus 6:30-34

Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Lalu Ia berkata kepada mereka: “Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!” Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat. Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.

***

Yesus mengajak para murid untuk pergi ke tempat sunyi dan beristirahat. Hal itu perlu sebab selama ini mereka sibuk melayani banyak orang, sehingga tidak sempat beristirahat. Namun, istirahat yang dimaksud Yesus rupanya adalah berdiam dalam keheningan dan doa bersama Allah.

Di tempat yang sunyi dan dalam keheningan tentunya ada banyak hal yang bisa kita kerjakan.  Kita bisa beristirahat dalam arti harfiah, istirahat yang “benar-benar istirahat,” yakni tidur. Namun, kesempatan itu bisa juga kita manfaatkan untuk menenangkan diri, menjernihkan hati dan pikiran, memulihkan tenaga dan semangat, serta berdoa dengan sungguh. Dengan itu, kita bersua dengan Allah secara lebih pribadi, dan menyadari bahwa segala sesuatu bersumber dari-Nya.

Dalam keheningan, kita akan lebih mudah menemukan makna hidup, karya, dan pelayanan yang sedang kita kerjakan dan kita jalani. Keheningan akan membuat kita lebih tenang dalam menapaki kehidupan ini. Dengannya kita akan menjadi lebih dewasa dalam segala hal, baik menyangkut kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan bersama. Dengan demikian, kita akan memancarkan energi positif yang mendatangkan sukacita bagi banyak orang.

Dalam keheningan, Salomo memohon kebijaksanaan dari Tuhan yang sangat ia butuhkan untuk memerintah umat-Nya. Dalam keheningan pula hati Yesus makin tergerak untuk berbelas kasih kepada banyak orang yang datang kepada-Nya. Saudara-saudari sekalian, mari kita menciptakan suasana hening, agar dari situ lahir dalam diri kita kebijaksanaan, kepeduliaan, dan belas kasih yang membebaskan dan menyelamatkan.