Hari Penghakiman

Senin, 19 Februari 2018 – Hari Biasa Pekan I Prapaskah

280

Matius 25:31-46

“Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. Lalu mereka pun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.”

***

Injil hari ini memberi kita sebuah gambaran tentang apa yang akan terjadi pada Hari Penghakiman. Menarik untuk direnungkan, mengapa perikop ini ditempatkan pada awal Masa Prapaskah? Kiranya Gereja hendak memberi rangsangan positif akan pertobatan dan perubahan pribadi. Gereja mengingatkan kita bahwa Tuhan sendiri akan datang kembali sebagai sang Hakim Agung. Kita akan diadili secara pribadi oleh-Nya berdasarkan perbuatan kasih yang nyata, yang kita lakukan (atau tidak kita lakukan) dalam kehidupan sehari-hari.

Demikianlah domba-domba menerima hidup kekal karena mereka menanggapi kebutuhan kongkret sesamanya, sementara kambing menerima kutukan karena mereka tidak peduli dengan situasi sesama. Pada Hari Penghakiman, pemisahan tidak terelakkan. Hari Penghakiman akan menyatakan dengan jelas siapa yang mempunyai sikap belas kasih sejati kepada sesamanya.

Perumpamaan itu sama dengan perumpamaan tentang Lazarus dan orang yang kaya. Sebenarnya Lazarus berharap bisa mendapatkan remah-remah roti yang jatuh dari meja. Namun, orang kaya itu tidak berpikir untuk memberikannya kepada Lazarus. Ia membiarkan Lazarus mati di depan pintu rumahnya. Ia tidak peduli dengan keadaan sesamanya.

Hal berbeda dapat kita temukan dalam kisah Santo Martinus dari Tour (abad ke-4), seorang tentara Romawi yang masih muda. Ia bertemu dengan seorang pengemis telanjang yang meminta sedekah dalam cuaca yang amat dingin. Martinus berhenti, memotong mantolnya menjadi dua, lalu memberikan sebagian kepada pengemis itu. Malam harinya Martinus bermimpi. Ia melihat sidang surgawi di mana Yesus mengenakan mantel yang terpotong. Salah satu malaikat yang hadir bertanya kepada-Nya, “Tuhan, mengapa Engkau memakai mantel yang terpotong?” Yesus menjawab, “Hamba-Ku Martinus memberikan ini kepada-Ku.” Berdasarkan mimpi itu, Martinus kemudian memberikan dirinya untuk dibaptis. Martinus peduli dengan keadaan sesamanya.

Yesus mengharapkan kita untuk menemukan Dia di bawah tabir kemanusiaan-Nya, bahkan jika kemanusiaan itu penuh dengan darah dan kesakitan. Dia juga mengharapkan kita untuk menemukan-Nya dalam diri orang lain. Tidak masalah betapa menjijikkan penampilan orang-orang itu bagi kita, sebab Yesus mengidentifikasi diri-Nya dengan mereka semua yang membutuhkan. Yesus mengidentifikasi diri-Nya dengan mereka yang miskin dan menderita, mereka yang disingkirkan, disakiti, dikucilkan, diinjak-injak, dicemooh, dan dikorbankan.

Apa pun yang kita lakukan terhadap mereka, Yesus mengatakan bahwa itu juga dilakukan kepada Dia. IbuTeresa berkata, “Jika orang-orang miskin mati karena kelaparan, itu bukan karena Tuhan tidak memperhatikan mereka, tetapi karena Anda dan saya tidak menjadi sarana cinta kasih Allah, karena kita tidak mengenali Kristus ketika sekali lagi Dia datang dalam penyamaran yang menyedihkan.”

Tuhan begitu murah hati dan mengasihani kita. Apakah kita memperlakukan sesama kita dengan belas kasihan dan cinta sebagaimana Kristus telah memperlakukan kita?