Jangan Ragu untuk Memuji

Kamis, 31 Mei 2018 – Pesta Santa Perawan Maria Mengunjungi Elisabet

192

Lukas 1:39-56

Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.”

Lalu kata Maria: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.”

Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.

***

Memuji adalah keutamaan yang menjadikan orang lain merasa didukung dan dihargai, baik menyangkut hidup, pekerjaan, karya, pelayanan, kesungguhan, maupun perjuangannya. Pujian dapat berfungsi sebagai energi baru untuk melanjutkan pekerjaan yang baik.

Perjumpaan Maria dan Elisabet, di mana keduanya sama-sama sedang mengandung, melahirkan sikap saling memuji. Kunjungan Maria menjadi dukungan bagi Elisabet, demikian juga pujian Elisabet mendukung karya cinta kasih Allah yang bekerja dalam diri Maria.

Sebuah pujian juga merupakan sikap iman. Dengan itu, seseorang mengakui kebaikan orang lain, juga mengakui karya Allah dalam hidup orang itu. Dengan dukungan dan pujian, beban dan tanggungan hidup menjadi jauh lebih ringan. Orang tidak lagi merasa sendirian, sebab saudara-saudari lain berjalan bersamanya, dan lebih-lebih Allah bekerja dan hidup di dalam dirinya.

Dalam Evangelii Gaudium, Paus Fransiskus mengajarkan bahwa kunjungan Maria kepada Elisabet merupakan sebuah bentuk pelayanan. Kunjungan itu adalah juga wujud kepedulian dan perhatian Allah. Maria tanggap dan peka akan gerakan-gerakan Roh Allah yang selalu menuntun hidupnya. Karena itu, kunjungan Maria kepada Elisabet merupakan bentuk pelayanan yang lembut dan rendah hati. Sungguh, Maria adalah pribadi yang tangguh, cepat, dan tanggap.

Kita semua dipakai Allah untuk menghadirkan cinta kasih-Nya. Karena itu, jangan takut dan ragu dalam memuji sesama. Jangan pula takut dan ragu untuk menghadirkan kasih dalam setiap langkah kehidupan. Ingat, pujian yang tulus adalah dukungan dalam kasih bagi orang lain.