Ketika Nyawa Dipertaruhkan

Sabtu, 4 Agustus 2018 – Peringatan Wajib Santo Yohanes Maria Vianney

174

Matius 14:1-12

Pada masa itu sampailah berita-berita tentang Yesus kepada Herodes, raja wilayah. Lalu ia berkata kepada pegawai-pegawainya: “Inilah Yohanes Pembaptis; ia sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam-Nya.” Sebab memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggunya dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya. Karena Yohanes pernah menegornya, katanya: “Tidak halal engkau mengambil Herodias!” Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia takut akan orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi. Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah anak perempuan Herodias di tengah-tengah mereka dan menyukakan hati Herodes, sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya. Maka setelah dihasut oleh ibunya, anak perempuan itu berkata: “Berikanlah aku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam.” Lalu sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya diperintahkannya juga untuk memberikannya. Disuruhnya memenggal kepala Yohanes di penjara dan kepala Yohanes itu pun dibawa orang di sebuah talam, lalu diberikan kepada gadis itu dan ia membawanya kepada ibunya. Kemudian datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil mayatnya dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahukannya kepada Yesus.

***

Suatu ketika, dari sebuah apartemen tingkat tiga, ada orang tua yang melihat perkelahian beberapa pemuda. Orang tua itu kemudian turun dan mencoba melerai perkelahian tersebut. Namun celaka, dari belakang, seorang pemuda dengan ganas memukul kepalanya dengan menggunakan sebatang kayu. Orang tua yang malang itu langsung pingsan. Dalam perjalanan ke rumah sakit, ia meninggal dunia.

Menegur orang, juga mewartakan kebenaran, cinta kasih, dan damai, tidak selamanya berjalan mulus. Sering kali tindakan yang baik itu mendatangkan bahaya, bahkan mengancam jiwa seseorang. Hal inilah yang dialami oleh para nabi, termasuk Yohanes Pembaptis dalam bacaan Injil hari ini. Ia kehilangan nyawa karena mengecam kejahatan dan menyerukan kebenaran.

Herodes menangkap dan memenjarakan Yohanes Pembaptis karena orang ini menegur dirinya ketika memperistri Herodias, istri saudaranya. Awalnya Herodes tidak berniat membunuh Yohanes. Namun, gara-gara bersumpah sembarangan, ia terpaksa melakukan hal itu. Herodes kemudian memerintahkan algojo-algojonya untuk memenggal kepala Yohanes Pembaptis.

Peristiwa yang dihadapi Yohanes Pembaptis menjadi tantangan bagi kita semua. Masih beranikah kita menegur serta mewartakan kebenaran kepada orang lain ketika nyawa menjadi taruhannya? Ataukah situasi itu membuat kita memilih untuk diam dan membiarkan saja kejahatan demi kejahatan terjadi di hadapan mata kita?