Allah yang Mengingatkan

Rabu, 8 Agustus 2018 – Peringatan Wajib Santo Dominikus

229

Yeremia 31:1-7

“Pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, Aku akan menjadi Allah segala kaum keluarga Israel dan mereka akan menjadi umat-Ku. Beginilah firman TUHAN: Ia mendapat kasih karunia di padang gurun, yaitu bangsa yang terluput dari pedang itu! Israel berjalan mencari istirahat bagi dirinya! Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu. Aku akan membangun engkau kembali, sehingga engkau dibangun, hai anak dara Israel! Engkau akan menghiasi dirimu kembali dengan rebana dan akan tampil dalam tari-tarian orang yang bersukaria. Engkau akan membuat kebun anggur kembali di gunung-gunung Samaria; ya, orang-orang yang membuatnya akan memetik hasilnya pula. Sungguh, akan datang harinya bahwa para penjaga akan berseru di gunung Efraim: Ayo, marilah kita naik ke Sion, kepada TUHAN, Allah kita!

Sebab beginilah firman TUHAN: Bersorak-sorailah bagi Yakub dengan sukacita, bersukarialah tentang pemimpin bangsa-bangsa! Kabarkanlah, pujilah dan katakanlah: TUHAN telah menyelamatkan umat-Nya, yakni sisa-sisa Israel!”

***

Karena dosa besar yang dilakukan umat Israel, Allah menghukum mereka. Ia mengerahkan orang Babel untuk menghancurkan negeri mereka, membunuh penduduknya, dan membuang mereka yang masih hidup. Umat Israel yang selamat dari penghancuran itu dikirim ke tanah pembuangan di Babel. Selama puluhan tahun, mereka jauh dari tanah yang diberikan Tuhan kepada mereka dan harus hidup di negeri asing. Namun, pembuangan itu bukanlah akhir dari kehidupan mereka sebagai umat Allah. Hukuman itu hanya berlangsung sementara karena Allah akan membawa mereka kembali ke negeri yang telah diberikan-Nya kepada mereka.

Nabi Yeremia membangkitkan pengharapan umat Israel: Allah menghukum, tetapi Ia juga mengasihi mereka dan akan membawa mereka meninggalkan tanah pembuangan kembali ke negeri mereka sendiri. Nabi menyatakan bahwa Allah mengasihi mereka dengan kasih yang kekal, sehingga Ia akan terus mengasihi Israel. Hukuman yang dijatuhkan Tuhan bukanlah tanda kebencian, melainkan justru tanda kasih-Nya. Melalui penghukuman itu, Tuhan mengingatkan mereka untuk setia kepada-Nya, dan setelah penghukuman itu selesai, Tuhan telah menyediakan masa depan yang cerah. Ia akan membawa Israel kembali ke tanah air mereka. Di negeri yang diberikan oleh Tuhan itu, mereka akan kembali membuat kebun anggur dan memanen hasilnya.

Karena itu, Tuhan mengajak segenap orang Israel untuk  bersorak-sorai dan bersukacita. Yang menjadi alasannya: Tuhan telah menyelamatkan umat-Nya. Ia tidak membiarkan sisa-sisa Israel tinggal di tanah asing, tetapi membawa mereka kembali ke negeri mereka. Sesudah itu, Ia pun membuat mereka dapat hidup dengan tenang di tanah mereka sendiri.

Mari kita renungkan:

Orang sering kali membatasi kasih Allah. Mereka berpikir, “Kalau Allah mengasihi, Ia pasti memberikan apa yang kita mohon dan yang kita perlukan. Ia tidak membuat kita susah, Ia akan menyelesaikan segala masalah kita. Tidak mungkin Ia menghukum dan membuat kita menderita.” Bisa jadi anggapan tersebut benar, tetapi semua itu belum menggambarkan segala aspek dari kasih Allah.

Dalam bacaan pertama hari ini, kita melihat bahwa Allah mengasihi Israel, tetapi Ia menghukum mereka. Hukuman itu merupakan konsekuensi dari dosa mereka. Israel dihukum karena telah berdosa. Kalau Tuhan tidak mengingatkan Israel, mereka akan terus berdosa dan akan terus memberontak terhadap Allah. Kasih Allah diwujudkan dengan mengingatkan orang akan dosa-dosa mereka. Peringatan ini disampaikan agar orang-orang yang dikasihi-Nya itu segera bertobat.