Kita adalah Keluarga

Selasa, 25 September 2018 – Hari Biasa Pekan XXV

189

Lukas 8:19-21

Ibu dan saudara-saudara Yesus datang kepada-Nya, tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak. Orang memberitahukan kepada-Nya: “Ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Engkau.” Tetapi Ia menjawab mereka: “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.”

***

Suatu kali seorang murid bertanya kepada saya, “Romo, mengapa kita mesti belajar doa hening atau meditasi? Bukankah cukup kalau kita berdoa dengan doa dan devosi yang sering kita jalankan?”

Saya pun menjawabnya, “Berapa kali kamu dalam sehari memiliki aktivitas mendengarkan? Sudahkah kamu mendengarkan Tuhan hari ini? Sejak pagi, ketika bangun tidur, kamu berdoa dengan berbicara memohon atau mengucap syukur. Setiap kali mau makan dan selesai makan, kamu berdoa kepada Tuhan dengan mengatakan terima kasih kepada-Nya. Begitu pun dengan doa-doa dan devosimu yang lain. Semuanya berbicara, entah kamu memohon, entah kamu mengucap syukur. Meditasi adalah kesempatan kamu untuk hening dan mendengarkan.”

Hari ini, di dalam bacaan Injil, Yesus mengatakan kepada kita semua mengenai esensi atau isi pokok kemuridan, yaitu mendengarkan sabda dan melaksanakannya. Kepada mereka semua yang mampu mendengarkan sabda dan melaksanakannya, Yesus mengatakan bahwa kita adalah keluarga. Ukuran keluarga menurut Yesus bukanlah hubungan darah. Kita adalah keluarga Yesus, kita adalah saudara-saudara-Nya ketika kita mau tekun mendengarkan sabda dan melaksanakannya dalam hidup sehari-hari.