Hanya Lukas yang Menemani Aku

Kamis, 18 Oktober 2018 – Pesta Santo Lukas

1079

2 Timotius 4:10-17b 

Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku. Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku. Tikhikus telah kukirim ke Efesus. Jika engkau ke mari bawa juga jubah yang kutinggalkan di Troas di rumah Karpus dan juga kitab-kitabku, terutama perkamen itu.

Aleksander, tukang tembaga itu, telah banyak berbuat kejahatan terhadap aku. Tuhan akan membalasnya menurut perbuatannya. Hendaklah engkau juga waspada terhadap dia, karena dia sangat menentang ajaran kita. Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorang pun yang membantu aku, semuanya meninggalkan aku — kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka –, tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya.

***

Ketika menulis surat untuk Timotius, Paulus sedang berada di dalam penjara di Kota Roma. Pada akhir surat ini, Paulus meminta supaya Timotius berusaha untuk segera datang menemuinya. Paulus juga meminta Timotius untuk menjemput Markus dan membawanya kepada Paulus untuk membantu dia karena “pelayanannya penting bagi Paulus.”

Paulus juga meminta Timotius untuk membawa jubah dan kitab-kitab milik Paulus yang ditinggalkannya di rumah Karpus di Kota Troas. Paulus hanya ditemani oleh Lukas. Rekan-rekan kerja Paulus yang lain telah pergi meninggalkan dia. Kreskes telah pergi ke Galatia, Titus telah pergi ke Dalmatia, dan Tikhikus telah diutus oleh Paulus untuk pergi ke Efesus. Seorang rekan kerja Paulus yang lain, yaitu Demas, telah meninggalkan Paulus karena ia telah mencintai dunia ini.

Tidak dikatakan apa yang sebenarnya terjadi dengan Demas; tidak diceritakan juga latar belakang kehidupannya. Sangat mungkin dia adalah orang yang menjadi pengikut Yesus bekat pewartaan Paulus. Ia menjadi murid Paulus, dan pada waktu selanjutnya, ia mejadi rekan kerja Paulus, yang menyertai Paulus dalam pemberitaan Injil. Dalam Surat Kolose, ia disebut bersama dengan Lukas dan turut menyampaikan salam kepada jemaat Kolose (Kol. 4:14). Dalam Surat Filemon, ia disebut bersama Markus, Aristarkhus, dan Lukas, sebagai teman-teman sekerja Paulus (Flm. 24). Namun, dalam perikop ini, ia telah meninggalkan Paulus dan itu berarti meninggalkan perannya sebagai pemberita Injil. Menurut penilaian Paulus, Demas telah mencintai dunia ini. Mulanya dia bersemangat untuk mengikuti Yesus dan memberitakan Injil, tetapi bisa jadi karena beratnya tantangan dalam pemberitaan Injil, ia memutuskan untuk berhenti. Ia kembali menjalani kehidupan yang memberikan kesenangan duniawi.

Berbeda dengan Demas, Lukas tetap menemani Paulus. Lukas adalah penulis Injil Lukas dan Kisah Para Rasul. Kalau Lukas dapat menuliskan perjalanan Paulus dalam memberitakan Injil sampai dipenjara di Roma, ini berarti ia setia menemani Paulus, termasuk dalam keadaan yang berat dan sulit. Bahkan, ketika Paulus sedang berada di dalam penjara di Roma ini, Lukas tetap setia menemaninya. Mengapa Lukas bersikap demikian? Satu hal yang utama dalam pemberitan Paulus adalah bahwa Yesus datang ke dunia untuk membawa manusia masuk dalam kemuliaan abadi di surga. Kehidupan surgawi itu baru akan diterima sesudah manusia meninggalkan dunia ini. Lukas melihat bagaimana Paulus berpegang erat pada pengharapan akan kehidupan kekal dan ia pun melakukan hal yang sama. Penderitaan yang dialami oleh Paulus tidak membuatnya gentar, tetapi justru membuat pengharapannya akan kehidupan kekal tetap hidup.

Mari kita renungkan:

Teman yang sejati tampak ketika kita menghadapi penderitaan. Teman yang sejati tidak meninggalkan kita, tetapi menemani kita dan ikut mengalami penderitaan yang kita alami. Lukas menjadi contoh bagaimana seharusnya menjadi teman yang sejati. Bersama dengan Paulus, dia juga menjadi peringatan bagi orang beriman supaya tidak kehilangan iman akan Kristus ketika harus menghadap kesulitan. Jangan silau akan kenikmatan dunia yang sifatnya hanya sementara!