Paulus Melawan Arus Individualisme (8)

114

Bentuk dan wujud dari kerelaan untuk menjadikan diri sebagai hamba bagi semua orang diungkapkan oleh Paulus secara konkret dalam bentuk penyesuaian diri, bukan penyesuaian pesan pewartaan. Ia menyesuaikan diri dengan orang Yahudi yang hidup di bawah hukum Taurat, dan orang bukan Yahudi yang tidak hidup di bawah hukum Taurat. Penyesuaian diri ini dengan jelas memperlihatkan upaya Paulus untuk mengakomodasi semua budaya, baik Yahudi maupun bukan Yahudi. Upaya ini juga menunjukkan sikap solidernya dengan para pendengarnya yang berbeda latar belakang.

Ketika berada bersama orang Yahudi, Paulus makan seperti yang mereka makan. Ia memperhatikan halal dan haram, termasuk mencuci tangan seperti yang dilakukan oleh orang Yahudi. Ia tidak mengecam orang Yahudi yang mempraktikkan adat istiadat mereka, termasuk sunat, sejauh tidak dianggap sebagai syarat untuk mendapatkan keselamatan dan tidak dipaksakan kepada orang bukan Yahudi. Paulus menegaskan bahwa tidak seorang pun dibenarkan dan diselamatkan karena melakukan hukum Taurat (Gal. 2:16).

Baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi dibenarkan dan diselamatkan oleh iman kepada Allah melalui Yesus Kristus yang diungkapkan secara tegas dalam kata-kata dan perbuatan nyata. “Sebab jika engkau mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dengan hatimu bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka engkau akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku sehingga diselamatkan” (Rm. 10:9-10).

(Bersambung)