Tuhan Itu Dekat

Jumat, 26 Oktober 2018 – Hari Biasa Pekan XXIX

185

Lukas 12:54-59

Yesus berkata pula kepada orang banyak: “Apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat, segera kamu berkata: Akan datang hujan, dan hal itu memang terjadi. Dan apabila kamu melihat angin selatan bertiup, kamu berkata: Hari akan panas terik, dan hal itu memang terjadi. Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini?

Dan mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar? Sebab, jikalau engkau dengan lawanmu pergi menghadap pemerintah, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan, supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.”

***

Sebenarnya Tuhan memberi banyak tanda akan kehadiran dan campur tangan-Nya dalam hidup kita. Ia hadir dalam keseharian kita, mulai ketika kita bangun tidur, ketika kita berjumpa dengan alam, ketika kita berjumpa dengan sesama, ketika kita berjuang dengan aktivitas kerja, ketika kita sakit, ketika kita sehat, dan sebagainya.

Intinya, Tuhan hadir dalam kehidupan kita sehari-hari. Yang perlu kita lakukan adalah menyadari kehadiran itu. Dalam setiap langkah yang kita ambil, kita perlu bertanya apa yang hendak dikatakan oleh Tuhan dengan peristiwa atau pengalaman tersebut. Jika itu tidak kita lakukan, pengalaman itu akan sirna begitu saja dan kita tidak akan menemukan makna hidup darinya.

Setelah menciptakan alam semesta, Tuhan tidak lalu diam saja. Dia hadir, terus bekerja, dan menuntun segenap ciptaan. Kehadiran Tuhan tersebut harus kita kita sadari dan kita hormati. Jangan sampai dalam kehidupan ini kita berusaha menutupinya dengan membesarkan dan memegahkan diri kita. Jangan pula kehadiran Tuhan dimanipulasi untuk meraih keuntungan bagi diri kita.

Jika itu yang terjadi, jangan-jangan teguran Yesus dalam Injil hari ini ditujukan kepada kita sendiri. Kita bersikap munafik, dan keseluruhan hidup kita dikuasai oleh kemunafikan belaka. Kalau kita seperti itu, inilah saat yang tepat untuk berbalik arah. Mari kita ubah kehidupan kita yang kotor dengan mohon kepada Tuhan agar kita diberi kekuatan untuk membersihkan hati. Ingat, tidak ada kata terlambat bagi kita yang memang mau bertobat.

Tuhan tidak pernah lelah membuka pintu pengampunan bagi kita. Dia setia menunggu kedatangan kita. Tidak usah malu dan tidak usah gentar. Yang paling utama bagi Tuhan adalah ketika kita berani datang kepada-Nya dengan membawa segala kerapuhan diri kita, terbalut oleh hati yang penuh sesal dan tobat. Sadari kehadiran Tuhan dalam pengalaman hidup sehari-hari. Dia tidak jauh, Dia senantiasa ada di dekat kita.