Bertobat dan Percaya

Senin, 14 Januari 2019 – Hari Biasa Pekan I

499

Markus 1:14-20

Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, kata-Nya: “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!”

Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di dalam perahu bersama orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia.

***

Sebuah kabar mengejutkan disampaikan oleh penulis Injil Markus hari ini: Yohanes Pembaptis ditangkap. Begitulah nasib utusan Allah yang gigih membela kebenaran. Para nabi mengalaminya, Yohanes sekarang mengalaminya, Yesus pun nanti demikian. Tugas mewartakan Kerajaan Allah memang selanjutnya berada di pundak Yesus.

Karena itu, mulailah Yesus mengelilingi wilayah Galilea untuk mewartakan Injil Allah. Dua hal Ia serukan. Pertama, kabar keselamatan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Kuasa Allah sesungguhnya telah hadir dalam pewartaan Yesus; dalam penderitaan, kematian, dan kebangkitan-Nya; juga dalam karya kerasulan para murid-Nya. Namun, kehadiran Kerajaan Allah secara definitif masih harus dinantikan lagi, yakni ketika Yesus datang kembali dalam kemuliaan-Nya.

Kedua, sebagai tanggapan atas hadirnya Kerajaan Allah, kepada manusia diserukan untuk bertobat dan percaya kepada Injil. Ini berarti pertobatan yang dikehendaki bukan sekadar berbalik dari dosa, tapi menuntut pula keterbukaan seseorang kepada Allah dan segala kehendak-Nya.

Bacaan Injil hari ini mengirim pesan kepada kita agar kita semua segera berbalik dari dosa-dosa kita. Setelah itu, bukalah hati kita lebar-lebar bagi Allah. Dengarkan apa kehendak-Nya dan lakukan itu dengan sebaik-baiknya. Tanpa itu semua, kita tidak akan mempunyai pegangan hidup, sehingga berjalan ke arah yang salah dan akhirnya jatuh kembali ke lubang yang sama.