Kesabaran Selalu Membuahkan Hasil

Rabu, 20 Februari 2019 – Hari Biasa Pekan VI

427

Markus 8:22-26

Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon kepada-Nya, supaya Ia menjamah dia. Yesus memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia meludahi mata orang itu dan meletakkan tangan-Nya atasnya, dan bertanya: “Sudahkah kaulihat sesuatu?” Orang itu memandang ke depan, lalu berkata: “Aku melihat orang, sebab melihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon.” Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu, maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas. Sesudah itu Yesus menyuruh dia pulang ke rumahnya dan berkata: “Jangan masuk ke kampung!”

***

Kesabaran selalu membuahkan hasil, sehingga sungguh bijaksanalah orang yang selalu menantikan pertolongan Allah dengan sabar. Nabi Nuh – yang berlelah-lelah membuat bahtera, menghadapi hujan dan air bah – kini dihadapkan kepada kehidupan baru (bacaan pertama hari ini, Kej. 8:6-13, 20-22). Inilah buah karena ia telah sabar dalam mendengarkan dan berusaha memahami maksud perkataan Allah. Kesabarannya mendatangkan keselamatan dan keberlangsungan hidup bagi keluarganya dan bagi dunia yang baru. Kesabaran Nuh menjadi persembahan, bakti, ketaatan, dan cintanya kepada Allah, sebab ia yakin bahwa janji Allah pasti akan terpenuhi dan pasti akan menyelamatkan.

Demikianlah, kebaikan Allah selalu nyata, bahkan sering kali lebih dari yang kita duga. Kesabaran itu ada, hidup, berkembang, dan berbuah dalam diri kita kalau kita percaya kepada-Nya, kalau kita mempunyai iman.

Salah satu buah kesabaran adalah mampu merasakan dan melihat kasih Tuhan dalam aneka peristiwa kehidupan. Contohnya adalah orang buta yang disembuhkan Yesus dalam bacaan Injil hari ini. Kegelapan yang menaunginya akibat kebutaan telah dijamah oleh Yesus. Dan, keindahan pertama yang dilihatnya adalah Yesus sendiri!

Saudara-saudari sekalian, sering kali kita juga mengalami kebutaan dalam hidup ini, misalnya saja kalau kita lebih banyak melihat keburukan dalam diri seseorang. Mari kita memohon agar Yesus sudi menjamah kita, sehingga kita bisa mampu melihat wajah-Nya dalam diri sesama. Keindahan dan kedahsyatan bagi orang Katolik adalah kalau tatkala ia membuka mata, yang pertama ia lihat adalah Yesus sendiri, Dia yang selalu menawarkan cinta kasih. Semoga hal itu terjadi pada kita, jangan sampai yang tampak dalam pandangan kita hanyalah melulu keburukan orang lain.