Yesus, Duta Besar Bapa

Selasa, 9 April 2019 – Hari Biasa Pekan V Prapaskah

185

Yohanes 8:21-30 

Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak: “Aku akan pergi dan kamu akan mencari Aku tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang.” Maka kata orang-orang Yahudi itu: “Apakah Ia mau bunuh diri dan karena itu dikatakan-Nya: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang?” Lalu Ia berkata kepada mereka: “Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu.” Maka kata mereka kepada-Nya: “Siapakah Engkau?” Jawab Yesus kepada mereka: “Apakah gunanya lagi Aku berbicara dengan kamu? Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu; akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar dari pada-Nya, itu yang Kukatakan kepada dunia.” Mereka tidak mengerti, bahwa Ia berbicara kepada mereka tentang Bapa. Maka kata Yesus: “Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku. Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.”

Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya.

***

Yesus dalam bacaan Injil hari ini berkata, “Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku. Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.” Melalui kata-kata tersebut, Yesus sedang menggambarkan diri-Nya sebagai seorang duta besar. Ia adalah Duta Besar Bapa bagi dunia dan bagi kita.

Seorang duta besar adalah perwakilan resmi suatu negara. Dia berbicara bukan atas namanya sendiri, tetapi atas nama negara yang mengutusnya. Tugas dan tanggung jawab seorang duta besar adalah untuk menafsirkan dengan tepat pikiran orang yang mengirimnya, serta menyampaikan hal itu kepada mereka yang kepadanya dia diutus.

Yesus sebagai Duta Besar Bapa sesuai dengan gambaran tersebut di atas, sebab Ia menyatakan fakta-fakta Injil dan janji-janji Bapa. Dia mendesak kita, orang-orang berdosa, untuk menerima tawaran kasih dan pengampunan Allah, serta untuk menerima pesan-Nya tentang kabar gembira Kerajaan Allah. Sebagai sosok duta besar, Yesus menyoroti otoritas yang dimiliki-Nya, dan sekaligus juga setia kepada amanat sebagai utusan Bapa.

Kita, pengikut Yesus, adalah juga duta Kristus. Kita diutus oleh-Nya untuk berbicara dan bertindak atas nama-Nya. Yang kita katakan dan lakukan bukan untuk konsumsi atau kepentingan kita sendiri, tetapi untuk pertumbuhan Kerajaan Allah di bumi ini, sehingga Tuhan akan dikenal oleh semua orang. Tugas kita adalah menyampaikan kabar kehidupan kekal bersama Allah yang ditawarkan kepada semua orang dengan bimbingan dan bantuan-Nya.

Sebagai duta Kristus, kita perlu menghadirkan iman kita dalam kehidupan publik, sebab iman bukan hanya masalah pribadi. Kehidupan yang dijalani dengan baik adalah contoh yang dapat ditawarkan oleh orang Katolik. Di masa lalu, begitu banyak orang Katolik yang rela mati demi iman mereka. Mereka membayar harga yang paling mahal demi komitmen sebagai utusan-utusan Kristus. Tidak hanya itu, orang-orang seperti Santo Fransiskus Asisi dan Bunda Teresa menginspirasi para pengikut Kristus untuk mempertaruhkan hidup mereka dalam rangka mengubah hidup orang-orang lain dan masyarakat.

Pada masa sekarang pun, para pengikut Kristus dengan penuh semangat membagikan tindakan iman mereka yang tanpa pamrih sebagai tanda bahwa mereka adalah murid-murid yang sejati. Semoga salah satu diantara mereka adalah kita sendiri.