Aku adalah Aku

Kamis, 11 April 2019 – Hari Biasa Pekan V Prapaskah

3278

Yohanes 8:51-59

“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.” Kata orang-orang Yahudi kepada-Nya: “Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya. Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabi pun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?” Jawab Yesus: “Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikit pun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami, padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya. Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita.” Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: “Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?” Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.

***

Identitas Yesus adalah salah satu tema yang dibicarakan dalam bacaan Injil hari ini. Dalam Injil Yohanes bab 8, Yesus mengklaim empat hal utama tentang diri-Nya. Pertama, Ia menyatakan diri sebagai terang dunia (Yoh. 8:12). Kedua, Ia menjanjikan bahwa mereka yang menerima ajaran-Nya akan dibebaskan (Yoh. 8:31-32). Ketiga, Ia berjanji bahwa siapa pun yang menuruti firman-Nya tidak akan pernah mati (Yoh. 8:51). Keempat, Ia memakai nama ilahi “Aku” dan menyatakan bahwa lebih tua dari Abraham (Yoh. 8:58).

Yesus berkata, “Sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” Dengan menyebut diri “Aku,” Yesus menyebut nama Allah, yakni YHWH, yang dalam bahasa Ibrani dimengerti sebagai “Aku adalah Aku” (Kel. 3:14). Seorang Yahudi yang saleh tidak akan pernah menyebut nama ini secara terang-terangan. Ini adalah nama yang dinyatakan Allah sendiri kepada Musa dari dalam semak-semak yang menyala tapi tidak terbakar. Dengan menerapkan nama YHWH untuk diri-Nya, Yesus dengan jelas menyatakan keilahian-Nya. Para pendengar mengerti maksud Yesus dengan sangat baik, tetapi mereka tidak menerima klaim ini, sebab bagi mereka, itu adalah penghujatan yang selayaknya diganjar dengan hukuman mati.

Akan tetapi, kita sungguh mengimani bahwa Kristus adalah sungguh Anak Allah. Ketika Ia berjanji kepada kita bahwa siapa pun yang memelihara firman-Nya tidak akan pernah melihat kematian, janji itu bukanlah omong kosong belaka. Hanya Tuhan yang bisa membuat janji seperti itu dan kemudian sungguh memenuhinya. Maka mari kita merenungkan janji Yesus tersebut dan menerapkannya dalam kehidupan kita.

Yesus berkata, “Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.” Ungkapan ini kiranya sangat menarik bagi kita. Kita telah melakukan banyak hal seperti: berolahraga, menjaga pola makan dengan benar, check up kesehatan secara rutin, dan semua hal baik lainnya. Semua itu kita lakukan supaya sehat, supaya kita tidak cepat-cepat mengalami kematian. Namun, mungkinkah ada orang yang bisa hidup selamanya? Yang dimaksud Yesus di sini kiranya lebih mengacu pada kematian roh daripada tubuh. Paulus memberikan penjelasan yang bagus tentang hal ini. Ia berkata, “Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami … Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari” (2Kor. 4:10, 16).

Mari kita teguh beriman dan tetap setia kepada-Nya karena Allah kita adalah Allah yang setia dan tidak berbohong. Setiap langkah di sepanjang jalan pertumbuhan rohani adalah langkah menuju kehidupan ilahi yang kaya dan berlimpah, yang telah Ia berikan kepada kita.