Tak Terlihat, Namun Nyata

Selasa, 30 April 2019 – Hari Biasa Pekan II Paskah

234

Yohanes 3:7-15

“Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.” Nikodemus menjawab, katanya: “Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?” Jawab Yesus: “Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal surgawi? Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain daripada Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak Manusia.

Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.”

***

Lanjutan percakapan Yesus dengan Nikodemus dalam bacaan Injil hari ini menegaskan bahwa jika Allah tidak hadir dalam dunia ini, segala sesuatu adalah sia-sia. Namun, jika orang percaya bahwa Allah hadir, hidup orang itu akan menjadi bermakna. Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah.

Nikodemus memiliki gagasan yang bermacam-macam tentang Allah, tetapi ia lupa bahwa cara kerja Allah melampaui kemampuan dan gagasan manusia. Semuanya adalah kesia-siaan jika manusia tidak merasakan dan mengalami kehadiran Allah.

Allah seperti udara: Ia tidak terlihat, namun nyata. Kita tidak bisa melihat Allah, tetapi tidak bisa hidup tanpa-Nya. Kita hanya bisa merasakan kehadiran-Nya, dan di situlah kita hidup. Kalau kita digerakkan dan dibimbing oleh Allah, kita tidak akan menjaring angin, melainkan bergerak bersama angin.

Ketika kita membiarkan diri digerakkan dan dibimbing oleh Allah, segala kemungkinan bisa menjadi kenyataan. Memang otak kita terlalu kecil untuk memahami cara kerja Allah, tetapi kepercayaan kita menjadi loncatan besar untuk mengalami kehadiran-Nya. Tidak ada yang sia-sia dalam hidup ini, jika kita sadar bahwa Allah ada dan tinggal bersama kita di dunia ini dan di alam baka sana. Saat ini, kita sedang berjalan menuju keabadian itu.