Pemain Pengganti yang Berkualitas

Selasa, 14 Mei 2019 – Pesta Santo Matias

143

Yohanes 15:9-17

“Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.

Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.”

***

Dalam dunia sepak bola, sudah tidak asing lagi bagi kita dengan yang namanya “pemain pengganti” atau “pemain cadangan.” Pemain cadangan biasanya dimainkan oleh sang pelatih untuk mengganti pemain utama yang cedera, atau bisa juga untuk mengubah strategi permaian. Menariknya, sering kali para pemain pengganti justru memberi konstribusi yang besar dengan membuahkan gol di menit-menit terakhir. Kualitas pemain pengganti dengan demikian terletak pada kemampuannya untuk cepat masuk ke dalam permainan dan membuahkan hasil.

Hari ini kita merayakan Pesta Santo Matias. Sebagaimana dikisahkan dalam bacaan pertama (Kis. 1:15-17, 20-26), Matias dipilih oleh para rasul untuk menggantikan Yudas Iskariot yang telah mengkhianati Yesus. Ia dipilih untuk mengambil bagian di dalam pelayanan para rasul. Dari berbagai sumber dikisahkan bahwa Matias adalah seorang rasul yang amat baik. Ia mewartakan Kabar Gembira di wilayah Yudea, yang kemudian berlanjut ke Kapadokia (sekarang Turki). Banyak orang mendengarkan Matias. Mereka percaya akan pesannya yang mengagumkan. Para musuh Kristus amat geram melihat orang banyak mendengarkan Matias dan berusaha menghentikannya. Akhirnya, Matias wafat sebagai martir.

Kisah Matias semakin membenarkan bahwa “pemain pengganti” justru sering kali sangat berkualitas. Apa yang membuat Matias menjadi rasul yang luar biasa termuat dalam bacaan Injil hari ini: “Tinggallah dalam kasih-Ku … supaya kamu pergi dan menghasilkan buah.” Matias dipilih sebagai rasul karena ia – bersama-sama dengan para rasul – senantiasa berjalan bersama Yesus sejak pembaptisan Yesus di Sungai Yordan hingga peristiwa kebangkitan. Di balik pernyataan ini, kiranya hendak disampaikan bahwa Matias mengenal secara pribadi dan dekat dengan Yesus. Dia tinggal di dalam kasih-Nya.

Saudara-saudari yang terkasih, kita tidak pernah bersama-sama para rasul, tidak pernah pula berjalan bersama Yesus. Namun, berkat pembaptisan, kita diterima sebagai para pengikut Kristus. Sejauh mana kita menjadi orang Kristen dan pengikut Kristus yang berkualitas terkait erat dengan sejauh mana kedalaman kita dalam tinggal, mengenal, dan menghidupi perintah-perintah Yesus. Sambil meneladan dan memohon pertolongan doa Santo Matias Rasul, marilah kita – yang boleh dikata sebagai para “pemain pengganti” dan rasul-rasul zaman sekarang – belajar semakin mengenal Yesus secara dekat dan mendalam dalam doa dan hidup rohani kita. Semoga dengan itu kita mampu menghadirkan kasih Allah dalam kehidupan nyata di tengah-tengah masyarakat.