Datangnya Sang Penghibur

Senin, 20 Mei 2019 – Hari Biasa Pekan V Paskah

218

Yohanes 14:21-26

“Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.” Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya: “Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?” Jawab Yesus: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.

Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.”

***

Taat kepada orang lain kiranya hal yang umum dilakukan dan bukan perkara yang terlalu sulit. Murid taat kepada guru, para bawahan taat kepada atasan, pekerja taat kepada pimpinan, anak-anak taat kepada orang tua, dan masih banyak lagi. Yang lebih sulit untuk dilakukan ternyata adalah taat kepada Tuhan. Mengabaikan kasih Tuhan terhadap manusia, kita sering kali tidak memedulikan perintah dan firman-firman-Nya. Mengapa kita cenderung bersikap demikian? Bisa jadi karena kita merasa bahwa pelanggaran toh tidak mendatangkan hukuman; bisa jadi pula karena kita mengimani bahwa Tuhan itu baik dan pemurah sehingga setiap kesalahan kita pasti akan diampuni oleh-Nya.

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus menghendaki agar para murid mengasihi-Nya. Mengasihi Yesus berarti mengasihi Bapa, dan orang yang bersikap demikian akan mendapatkan kasih pula dari Bapa. Kasih terhadap Yesus tidak cukup berupa kata-kata, tetapi harus terwujud secara konkret, yakni dalam bentuk ketaatan terhadap perintah-perintah-Nya. Artinya, kalau para murid mengasihi Yesus, mereka harus memegang, menaati, dan melaksanakan perintah-perintah sang Guru. Perintah yang mana? Salah satu perintah Yesus yang paling utama dan menjadi perhatian perikop ini adalah perintah untuk saling mengasihi.

Belajarlah dari Yesus sendiri yang sungguh mengasihi murid-murid-Nya. Sadar bahwa saat bagi Dia untuk pergi sudah mendekat, kepada para murid, Yesus menjanjikan kedatangan sang Penghibur. Itu adalah bukti bahwa Ia tidak pergi begitu saja meninggalkan mereka. Sang Penghibur yang dimaksud tidak lain adalah Roh Kudus. Mengapa Roh Kudus disebut Penghibur oleh Yesus? Tentu ini berhubungan dengan situasi yang selanjutnya akan dihadapi oleh para murid. Mereka akan mengalami saat-saat yang berat, sehingga membutuhkan penghiburan.

Penghibur itu menemani kita sampai sekarang. Kehadiran-Nya menjadi penopang hidup kita yang sering mengalami jatuh bangun. Keberadaan Roh Kudus menjadi alasan mendasar bagi kita semua untuk bersikap pantang menyerah. Hidup memang berat, penuh dengan masalah dan penderitaan. Akan tetapi, apakah karena itu kita sebaiknya putus asa dan menyerah saja? Jawabannya adalah tidak. Mari melihat itu semua dengan sudut pandang baru. Masalah dan penderitaan adalah tantangan yang harus kita hadapi, tantangan yang membuat hidup kita menjadi dinamis. Tantangan-tantangan itu pasti sanggup kita atasi, sebab kita tidak berjuang sendiri. Roh Kudus senantiasa hadir dan menyertai kita.