Bersatu dengan Orang yang Dicintai

Kamis, 6 Juni 2019 – Hari Biasa Pekan VII Paskah

169

Yohanes 17:20-26

“Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.

Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka.”

***

Karena alasan ekonomi, kakak saya harus rela meninggalkan istri dan anak-anaknya di Indonesia untuk bekerja di luar negeri. Tentu kalau disuruh memilih antara bekerja di luar atau di dalam negeri, ia akan memilih yang kedua daripada yang pertama karena faktor kebersamaan dengan keluarga. Kalaupun pilihan pertama yang harus diambil, alangkah indahnya kalau istri dan anak-anak bisa ikut serta bersamanya. Memang itulah kerinduan terdalam orang-orang yang saling mencintai dan mengasihi, yaitu untuk selalu bersatu dan bersama, baik secara jasmani maupun secara rohani, dalam suka maupun duka, dalam untung maupun malang.

“Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku.” Itulah doa Yesus bagi para murid-Nya. Ia menghendaki agar persatuan-Nya dengan Bapa dan Roh Kudus juga dialami oleh mereka. Memang, persatuan Allah Tritunggal, Bapa, Putra, dan Roh Kudus, merupakan contoh bentuk persatuan yang sempurna. Tidak ada pertentangan dan perselisihan di dalamnya. Ketiganya sama-sama kudus, tidak ada yang lebih kudus daripada yang lain.

Namun, persatuan yang diharapkan Yesus bukan hanya antara diri-Nya dan para murid, tetapi juga persatuan antar para murid sendiri. Untuk itulah Ia juga berdoa bagi orang-orang yang percaya setelah mendengarkan pemberitaan mereka, termasuk kita yang hidup pada zaman sekarang ini.

Dalam syahadat iman kepercayaan kita, kita antara lain menyerukan iman kita akan persekutuan para kudus. Sebagaimana kita ketahui, persekutuan para kudus ini mencakup Gereja yang masih berziarah di dunia, Gereja di api penyucian, dan Gereja para kudus di surga. Semoga doa Yesus yang Ia panjatkan demi persatuan Gereja-Nya ini juga menjadi doa-doa kita, hingga akhirnya kita kelak dapat bersatu dengan Allah Tritunggal dan para kudus di surga.