Kegelisahan Merampas Kebahagiaan

Sabtu, 22 Juni 2019 – Hari Biasa Pekan XI

229

Matius 6:24-34

“Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”

“Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di surga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di surga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”

***

Apakah Anda pernah merasa khawatir? Kita semua pasti pernah merasakannya. Ada yang khawatir karena persoalan keuangan, karena persoalan kesehatan, ada juga yang khawatir karena masalah pekerjaan, anak, pendidikan, bahkan sekadar masalah penampilan. Kekhawatiran merupakan bagian dari kehidupan manusia.

Kegelisahan dan kekhawatiran membuat hati menjadi tidak tenang. Hati yang tidak tenang membuat kita tidak mampu berpikir secara jernih. Pikiran dan hati yang tidak jernih akan menghalangi kita untuk mengambil keputusan yang baik dan bijaksana. Dari situ kita bisa melihat bagaimana kegelisahan ujung-ujungnya akan menuntun kita pada keputusan yang buruk.

Kita diajak untuk menyadari bahwa berbagai tantangan akan selalu hadir dalam hidup kita. Hendaknya kita menghadapi itu semua dengan hati yang penuh kegembiraan. Kita percaya bahwa Tuhan selalu hadir menyertai kita. Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Ia bekerja bersama kita. “Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?”

Kegelisahan dan kekhawatiran hanya akan merampas kebahagiaan hidup. Ada begitu banyak hal yang bisa kita temukan apabila kita tidak dikuasai oleh kegelisahan. Orang yang gelisah selalu terpusat pada dirinya sendiri. Dia tidak bisa melihat keluar bahwa ada banyak hal berharga yang ditawarkan oleh Tuhan kepada dirinya.

Saudara-saudari sekalian, apakah hidup kita dikuasai oleh kegelisahan yang tidak perlu? Sudahkah hidup kita menemukan kebahagiaan yang dihadirkan Tuhan?