Mengeluh kepada Tuhan

Senin, 5 Agustus 2019 – Hari Biasa Pekan XVIII

694

Bilangan 11:4b-15

Orang Israel pun menangislah pula serta berkata: “Siapakah yang akan memberi kita makan daging? Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih. Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apa pun, kecuali manna ini saja yang kita lihat.” Adapun manna itu seperti ketumbar dan kelihatannya seperti damar bedolah. Bangsa itu berlari kian ke mari untuk memungutnya, lalu menggilingnya dengan batu kilangan atau menumbuknya dalam lumpang. Mereka memasaknya dalam periuk dan membuatnya menjadi roti bundar; rasanya seperti rasa panganan yang digoreng. Dan apabila embun turun di tempat perkemahan pada waktu malam, maka turunlah juga manna di situ.

Ketika Musa mendengar bangsa itu, yaitu orang-orang dari setiap kaum, menangis di depan pintu kemahnya, bangkitlah murka TUHAN dengan sangat, dan hal itu dipandang jahat oleh Musa. Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN: “Mengapa Kauperlakukan hamba-Mu ini dengan buruk dan mengapa aku tidak mendapat kasih karunia di mata-Mu, sehingga Engkau membebankan kepadaku tanggung jawab atas seluruh bangsa ini? Akukah yang mengandung seluruh bangsa ini atau akukah yang melahirkannya, sehingga Engkau berkata kepadaku: Pangkulah dia seperti pak pengasuh memangku anak yang menyusu, berjalan ke tanah yang Kaujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyangnya? Dari manakah aku mengambil daging untuk diberikan kepada seluruh bangsa ini? Sebab mereka menangis kepadaku dengan berkata: Berilah kami daging untuk dimakan. Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini, sebab terlalu berat bagiku. Jika Engkau berlaku demikian kepadaku, sebaiknya Engkau membunuh aku saja, jika aku mendapat kasih karunia di mata-Mu, supaya aku tidak harus melihat celakaku.”

***

Setelah sekian lama hidup di padang gurun, orang Israel mengeluh karena kekurangan makanan. Hal itu terjadi berkali-kali, salah satunya yang dikisahkan oleh bacaan pertama hari ini. Kali ini mereka mengeluh dengan dahsyatnya sampai-sampai menangis dan berkata, “Siapakah yang akan memberi kita makan daging?” Rupanya mereka sudah lama tidak makan daging, sehingga begitu menginginkannya.

Situasi ini membuat orang Israel ingat kembali waktu mereka hidup di Mesir. Rasa lapar telah membuat mereka lupa akan penderitaan akibat perbudakan. Keinginan untuk makan daging telah membuat mereka lupa bahwa mereka dulu berteriak minta tolong karena beratnya penderitaan yang mereka alami. Yang mereka ingat tentang Mesir sekarang hanyalah soal makanan!

Ketika melihat orang Israel mengeluh dan menangis, Tuhan menjadi murka terhadap mereka. Dahulu mereka berteriak minta tolong karena tidak tahan menanggung penderitaan akibat perbudakan. Allah turun tangan untuk menolong mereka. Ia mengutus Musa untuk membawa orang Israel keluar dari tanah perbudakan ke tanah yang dijanjikan-Nya. Tuhan sedang membawa mereka ke Tanah Terjanji, dan mereka sedang dalam perjalanan menuju ke negeri itu. Bagaimana mungkin mereka lalu berbalik ingin kembali ke Mesir? Inilah yang membuat Tuhan murka terhadap mereka.

Musa yang ditugaskan Allah untuk memimpin orang Israel keluar dari Mesir keberatan dengan sikap Tuhan. Musa merasa diperlakukan dengan buruk oleh Tuhan, sebab Tuhan telah membebankan kepada Musa tanggung jawab atas seluruh bangsa Israel. Musa bukanlah ibu mereka, bukan dia yang mengandung dan melahirkan mereka. Musa terlalu kecil untuk memikul tanggung jawab yang begitu besar. Pada akhirnya, Tuhan mendengarkan keluhan tersebut.

Keluhan Musa terhadap Tuhan dapat menjadi peringatan bagi semua orang beriman. Yang layak untuk mengeluh bukanlah orang yang malas dan yang mengabaikan kehendak Tuhan. Aneh kalau orang malas dan orang yang mengabaikan kehendak Tuhan lalu datang kepada-Nya dan menyampaikan penderitaan yang ia alami. Bagaimana mungkin Tuhan mendengarkan keluhan orang seperti ini? Sebaliknya, bagi orang menerima tugas dari Tuhan, lalu melakukan kehendak-Nya dengan sungguh-sungguh tetapi mengalami kesulitan, baiklah ia datang kepada Tuhan dan menyampaikan kesulitan-kesulitan yang ia alami. Tuhan itu bertanggung jawab. Ia akan memberikan bantuan kepada orang-orang yang diutus-Nya.