Mensyukuri Rahmat Tuhan

Rabu, 13 November 2019 – Hari Biasa Pekan XXXII

181

Lukas 17:11-19

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak: “Yesus, Guru, kasihanilah kami!” Lalu Ia memandang mereka dan berkata: “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam.” Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir. Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria. Lalu Yesus berkata: “Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari orang asing ini?” Lalu Ia berkata kepada orang itu: “Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau.”

***

Tarekat OFM Indonesia memiliki sebuah rumah singgah di Jakarta yang benama Rumah Singgah St. Antonius dari Padua. Rumah singgah ini menjadi tempat untuk menampung anak-anak jalanan yang sedang sakit. Pada waktu saya frater dahulu, saya pernah mendampingi seorang anak jalanan yang sakit. Setelah beberapa hari ditampung, dirawat, dan didampingi di rumah singgah, ia pun sembuh. Namun, setelah sembuh, anak ini pergi begitu saja tanpa pamit kepada para frater dan pengurus yang ada di rumah singgah. Bukan hanya itu, ketika pergi, ia ternyata “membawa serta” kompor, setrika, teko, dan sejumlah barang yang lain!

Yesus hari ini berjumpa dengan sepuluh orang kusta. Kesepuluh orang kusta tersebut akhirnya disembuhkan oleh-Nya. Namun, dari antara orang-orang yang telah menjadi tahir itu, hanya satu orang yang datang kembali kepada Yesus untuk berterima kasih dan mengucap syukur. Dalam Injil dicatat bahwa orang yang kembali kepada Yesus itu adalah orang Samaria.

Orang Samaria oleh orang Yahudi sering dianggap sebagai kaum rendahan. Mereka adalah penduduk wilayah Palestina bagian utara yang dulunya menjadi wilayah kerajaan Israel. Orang Yahudi menganggap orang Samaria tidak murni, sebab mereka merupakan hasil perkawinan campur antara bangsa Isreal dan bangsa-bangsa asing. Singkatnya, orang Samaria dipandang negatif oleh Yahudi. Namun, sungguh luar biasa, yang tahu bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan justru orang Samaria! Penilaian orang Yahudi selama ini terhadap mereka ternyata salah besar.

Saudara-saudari sekalian, Injil hari ini mau mengajak kita untuk tahu bersyukur dan berterima kasih atas rahmat Tuhan yang telah kita terima dalam kehidupan. Sudahkah hari ini kita bersyukur kepada-Nya?