Jangan Mudah Menghakimi

Selasa, 19 November 2019 – Hari Biasa Pekan XXXIII

166

Lukas 19:1-10

Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: “Ia menumpang di rumah orang berdosa.” Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Kata Yesus kepadanya: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”

***

Zakheus adalah kepala pemungut cukai yang kaya. Karena latar belakang pekerjaannya, ia bukan orang yang dihormati oleh masyarakat Yahudi. Ia bekerja untuk penjajah dengan menarik cukai dari bangsanya sendiri!

Namun, sebaiknya kita tidak usah ikut-ikutan menghakimi Zakheus. Kita tahu bahwa supaya bertahan hidup, orang harus bekerja. Sesederhana itu alasannya. Memang sudah lama orang menjadi terasing dengan dirinya sendiri karena aktivitas kerja. Orang bekerja bukan untuk mengekspresikan bakat dan kesukaan, melainkan untuk mendapatkan uang. Keadaan ini sering kali memaksa orang untuk bekerja di tempat yang tidak ia kehendaki. Demikianlah yang dialami oleh Zakheus. Siapa gerangan yang bercita-cita untuk bekerja di suatu bidang yang dianggap kotor dan dibenci oleh masyarakat luas? Tidak ada!

Oleh karena itu, ketika Zakheus melihat Yesus lewat, ia sangat antusias sehingga berlari cepat mendahului perjalanan Yesus. Karena bertubuh pendek, ia pun memanjat pohon untuk melihat seperti apakah Yesus itu. Yesus lalu berkata kepadanya, “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.”

Zakheus amat bersukacita. Yesus tidak seperti orang kebanyakan yang mengucilkannya karena dianggap sebagai orang berdosa. Serentak ia merasa dibebaskan dari beban pekerjaan yang selama ini menyiksa dirinya. Memang ia mendapat uang banyak, dan dari cukai yang ditariknya, ia menjadi kaya. Namun, kebahagiaan dan ketenteraman jauh dari hidupnya. Zakheus menyambut Yesus karena alasan yang sederhana: ia ingin merasakan dicintai orang lain setelah selama ini menerima hujatan dari hari ke hari.

Karena itulah ia kemudian mengadakan pesta di rumahnya dengan mengundang para tetangga. Sebagai tanda syukur dan pertobatan, Zakheus berinisiatif mengembalikan uang yang dihasilkannya secara tidak jujur. Tindakan Zakheus disambut baik oleh Yesus. Ia pun memakai kesempatan pesta tersebut untuk mengajar agar supaya sekat-sekat yang ada di tengah masyarakat dirobohkan. Yesus ingin agar orang-orang dibebaskan dari aneka alasan kebencian. Kebekuan relasi dicairkan-Nya. Di rumah Zakheus, Yesus mengajar orang-orang agar memandang orang lain secara positif. Janganlah kita menghakimi orang lain hanya berdasarkan pada pekerjaannya!