Sang Raja Sejati

Minggu, 24 November 2019 – Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam

229

Lukas 23:35-43

Orang banyak berdiri di situ dan melihat semuanya. Pemimpin-pemimpin mengejek Dia, katanya: “Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah.” Juga prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya dan berkata: “Jika Engkau adalah raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!” Ada juga tulisan di atas kepala-Nya: “Inilah raja orang Yahudi”.

Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: “Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!” Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.” Lalu ia berkata: “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” Kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”

***

Pada peringatan Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam kali ini, kita ingin merefleksikan apa makna “raja.” Mendengar kata “raja,” kita akan membayangkan seseorang yang penuh kuasa, hebat, juga punya harta yang berlimpah. Masih ada kerajaan-kerajaan yang dapat kita temukan di beberapa tempat, misalnya Inggris. Kemegahan ada di sana. Namun, hari ini kita mau bicara tentang Yesus, sang Raja. Ketika kita menyebut Yesus sebagai Raja, pemahaman seperti apa yang perlu kita miliki?

Jangan ragu bahwa Yesus itu hebat. Jangan ragu bahwa Yesus itu berkuasa. Namun, jangan memahami kehebatan dan kekuasaan Yesus seperti para pemimpin dunia, sebab mereka tidak ada apa-apanya dibandingkan Yesus. Memang Yesus tidak memiliki pasukan dan istana, namun Yesus adalah Raja dari cinta dan kerahiman. Yesus adalah Raja dari keutamaan dan kebaikan hidup. Itulah yang diberikan oleh Yesus kepada penjahat yang bertobat, yakni rahmat keselamatan. “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” Sehebat-hebatnya raja dunia, tidak ada yang mampu memberikan hidup seperti Yesus.

Yesus sebagai Raja selalu memikirkan orang lain, tidak sibuk memikirkan diri-Nya sendiri. Yesus tidak butuh pakaian kebesaran atau prajurit penjaga. Kebesaran Yesus justru ada karena Dia tidak memikirkan diri-Nya sendiri. Yesus menjadi Raja justru karena semangat pelayanan. Itulah Raja sejati, yakni Raja yang melayani, Raja yang memberikan hidup, Raja yang memberikan keselamatan. Kita boleh bangga punya Raja seperti Yesus. Namun, yang lebih penting, kita mau mengikuti sang Raja sejati. Kita mau melayani seperti Yesus melayani. Kita mau mencintai seperti Yesus mencintai. Kita adalah abdi-abdi sang Raja sejati. Mari kita bangun niat untuk menjadi abdi yang setia.