Lihatlah Anak Domba Allah

Jumat, 3 Januari 2020 – Hari Biasa Masa Natal

262

Yohanes 1:29-34

Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. Dan aku sendiri pun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel.”

Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: “Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya. Dan aku pun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah.”

***

Sebagai orang yang telah dibaptis, kita memiliki tanggung jawab untuk selalu ambil bagian dalam karya keselamatan Tuhan. Kita diharapkan untuk mewartakan karya keselamatan itu melalui seluruh hidup kita. Tanggung jawab ini ditanggapi misalnya dengan aktif dalam kegiatan-kegiatan Gereja. Sejumlah orang bahkan mempersembahkan seluruh hidup mereka kepada Tuhan dengan menjadi imam dan biarawan-biarawati. Dalam semua tanggapan tersebut, yang menjadi pusat adalah Kristus. Kristus telah mengerjakan karya keselamatan bagi setiap orang. Dialah yang utama dan satu-satunya.

Namun, dalam kenyataan, sering kali terjadi pergeseran besar, sebab yang menjadi pusat karya kita bukan lagi Kristus, melainkan diri kita sendiri. Salah satu contoh kecil adalah ketika kita merasa tersinggung dan sakit hati kalau dalam kegiatan Gereja, kita merasa tidak dihargai atau pendapat kita tidak didengarkan. Hal itu bahkan bisa jadi membuat kita tidak mau lagi aktif dalam kehidupan menggeraja. Kita seharusnya bertanya: mengapa kita harus tersinggung dan marah? Bukankah yang paling utama bukan kita, kemauan kita, ambisi-ambisi kita, melainkan Kristus?

Bacaan Injil hari ini mengajak kita untuk kembali kepada Kristus yang seharusnya menjadi sosok yang utama dan satu-satunya bagi kita. Kita ambil bagian dalam karya keselamatan yang dikerjakan-Nya, sehingga tidak pantas kalau merasa lebih tinggi dari-Nya. Yohanes mengajak kita untuk selalu mengatakan, “Lihatlah Anak domba Allah.” Kita harus selalu melihat dan mengarahkan pandangan pada-Nya, bukan pada diri kita sendiri, bukan pula pada hal-hal yang lain. Jika kita selalu terarah kepada Kristus, kita akan sadar bahwa seluruh kehidupan dan tugas pengutusan kita hanya untuk Dia. Dengan kita lain, hidup kita adalah untuk kemuliaan-Nya, untuk terlaksananya karya keselamatan yang dikerjakan-Nya.

Lagi-lagi kita dituntut untuk selalu rendah hati. Kita harus berani berkata bahwa seluruh hidup dan karya kita bukan demi diri kita sendiri, melainkan demi Kristus. Kristus telah menyelamatkan kita dan umat manusia seluruhnya. Bagi Dialah seluruh hormat, pujian, dan kemuliaan dari sekarang sampai selama-lamanya. Mari memohon kepada Tuhan agar kita selalu dianugerahi kerendahan hati untuk menjadikan Kristus sebagai pusat hidup kita.