Orang-orang Terpilih

Jumat, 24 Januari 2020 – Peringatan Wajib Santo Fransiskus dari Sales

216

Markus 3:13-19 

Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan mereka pun datang kepada-Nya. Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan. Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudara Yakobus, yang keduanya diberi-Nya nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh, selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot, dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia.

***

Untuk menjadi orang yang terpilih biasanya ada kriteria tertentu yang harus dipenuhi. Agar terpilih menjadi pengurus Gereja, misalnya, orang dituntut untuk taat dan rajin beribadah, memiliki hati dan tutur kata yang baik, serta bisa menjadi teladan bagi umat yang lain dalam menghayati iman kristiani. Menjadi orang yang terpilih juga harus mendapat tanggapan dari yang bersangkutan sendiri, sebab sering terjadi yang terpilih malah menolak pilihan tersebut dengan berbagai alasan.

Hari ini dikisahkan kepada kita bagaimana Yesus memilih dua belas rasul. Semuanya sudah ditimbang-timbang dengan matang oleh-Nya, sehingga orang-orang pilihan tersebut tentunya sudah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan-Nya. Oleh Yesus, para rasul kemudian diutus untuk mewartakan Kabar Baik. Kepergian para rasul ke tempat tugas masing-masing menjadi tanggapan mereka terhadap panggilan Yesus.

Yesus dengan ini hendak menekankan bahwa Dia membutuhkan orang-orang lain untuk menjadi rekan kerja-Nya dalam mewartakan karya keselamatan. Kepada kita, Yesus menegaskan bahwa Dia mau menerima dan memberdayakan kita untuk berjalan bersama-Nya. Yesus pertama-tama tidak melihat kekurangan, tetapi kekuatan yang ada dalam diri orang-orang pilihan-Nya.

Apakah kita sebagai umat kristiani menyadari bahwa kita adalah bagian dari orang-orang yang dipilih Yesus untuk menjadi murid-Nya? Apakah hati kita terbuka dan menjawab panggilan itu? Apakah kita berani menjadi murid Yesus di tengah-tengah masyarakat yang majemuk? Apakah dengan itu kita siap menderita bersama Yesus? Ataukah kita takut menanggung risiko, sehingga enggan mengakui identitas kita sebagai murid Yesus? Semoga lewat bacaan Injil hari ini, iman kita sebagai pengikut Yesus semakin diteguhkan, dan kita semakin terdorong untuk berani menyatakan diri kita sebagai murid Yesus yang sejati.