Dengarkanlah Tuhan, Maka Kamu Akan Hidup

Sabtu, 11 April 2020 – Malam Paskah

947

Yesaya 55:1-11

Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran! Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat. Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup! Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud. Sesungguhnya, Aku telah menetapkan dia menjadi saksi bagi bangsa-bangsa, menjadi seorang raja dan pemerintah bagi suku-suku bangsa; sesungguhnya, engkau akan memanggil bangsa yang tidak kaukenal, dan bangsa yang tidak mengenal engkau akan berlari kepadamu, oleh karena TUHAN, Allahmu, dan karena Yang Mahakudus, Allah Israel, yang mengagungkan engkau.

Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya. Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu. Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.

***

Melalui seorang nabi yang disebut Deutero-Yesaya, Tuhan mengundang umat Israel untuk hadir dalam perjamuan-Nya. Dalam perjamuan ini, siapa yang haus bisa minum sepuas-puasnya, siapa yang lapar bisa makan sekenyang-kenyangnya. Tidak ada biaya yang mesti dikeluarkan untuk itu. Gandum, anggur, dan susu bahkan bisa mereka peroleh semuanya dengan cuma-cuma.

Undangan Tuhan ditujukan bagi seluruh umat, tidak terbatas pada orang dengan kondisi sosial tertentu saja, seperti misalnya orang kaya atau kaum bangsawan. Sejauh seseorang haus dan lapar, silakan datang ke perjamuan yang diselenggarakan-Nya. Seruan bagi orang yang haus dan lapar ini sebenarnya merupakan panggilan bagi umat Tuhan yang sekian lama hidup menderita, terbuang, dan terpinggirkan. Puluhan tahun lamanya mereka menanggung aib dijuluki sebagai bangsa buangan. Janganlah putus harapan, sebab Tuhan mendengarkan ratapan dan keluh kesah mereka selama ini.

Haus dan lapar merupakan lambang penderitaan. Dengan undangan tersebut, Nabi Deutero-Yesaya mengisyaratkan bahwa penderitaan itu akan segera diakhiri. Umat diajaknya untuk mendengarkan dan membuka telinga mereka bagi firman-firman TUHAN. Siapa yang datang ke hadirat-Nya akan “memakan yang baik,” akan “menikmati sajian yang paling lezat,” dan akan “hidup.”

Saudara-saudari sekalian, selamat Paskah bagi kita semua. Paskah tahun ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena kita peringati dalam keprihatinan yang sangat mendalam. Wabah penyakit tengah menyebar ke mana-mana, sehingga kita mesti menjaga diri dengan hati-hati. Sungguh sedih bahwa kita tidak bisa berhimpun bersama untuk merayakan Paskah! Kesedihan ini tidak hanya dirasakan oleh kaum beriman di negeri kita saja, tetapi di seluruh dunia. 

Namun, alih-alih tenggelam dalam duka, mari kita jadikan Paskah ini sebagai momen untuk bangkit. Seruan Nabi Deutero-Yesaya kiranya diserukan kepada kita juga. Kepada umat yang menderita, ia menjanjikan berkat, kesejahteraan, dan damai. Syaratnya, dengarkanlah Tuhan, datanglah kepada-Nya! Kiranya Tuhan berkenan menyingkirkan petaka ini dari hadapan kita; kiranya Tuhan berkenan menghadirkan kembali damai sejahtera kepada kita semua.