Gembala Pembawa Kepastian

Selasa, 5 Mei 2020 – Hari Biasa Pekan IV Paskah

107

Yohanes 10:22-30

Tidak lama kemudian tibalah hari raya Penahbisan Bait Allah di Yerusalem; ketika itu musim dingin. Dan Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo. Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: “Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami.” Yesus menjawab mereka: “Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku, tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar daripada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu.”

***

Bacaan Injil hari ini sungguh aktual dengan situasi kita. Dikisahkan bahwa orang Yahudi mempertanyakan apakah Yesus seorang Mesias. Mereka bimbang. Di balik pertanyaan itu sebenarnya ada harapan bahwa Yesus akan memimpin mereka menuju kemerdekaan lewat jalan kekerasan melawan penjajah. Kita tahu bahwa jalan Yesus bukan jalan seperti itu. Jalan Yesus adalah jalan damai, jalan penderitaan, jalan salib.

Seperti orang-orang itu, kita pun membutuhkan kepastian dari Yesus. Akan tetapi, masalahnya, orang biasanya memahami kepastian sebagai sesuatu yang jelas. Kalau kita bekerja, pasti kita akan menerima gaji di akhir bulan. Kalau saya punya tabungan di bank, pasti kita akan mendapat bunga. Itu kepastian menurut dunia, tetapi bukan kepastian yang ditawarkan Yesus.

Kepastian yang ditawarkan Yesus adalah penyertaan-Nya terhadap kita. Yesus akan beserta kita, menemani kita di tengah-tengah dunia yang tidak jelas dan carut marut ini. Penyertaan Yesus niscaya akan membuat kita mampu untuk setia, berjuang, dan tidak mudah menyerah dalam segala tantangan. Kepastian yang ditawarkan Yesus ini tentunya akan membuat kita berani melangkah, alih-alih diam dan cari aman belaka.

Saudara-saudari terkasih, belum lama ini, di tengah-tengah penyebaran wabah Covid-19 yang menggelisahkan kita semua, terjadi peristiwa yang membuat kita semakin sedih: Sejumlah orang menolak pemakaman mereka yang meninggal karena virus corona. Sikap itu sungguh sangat disayangkan karena semata-mata menunjukkan kepicikan manusia. Demi memastikan diri sendiri aman, tanpa dasar yang jelas mereka tega menolak jenazah orang yang sudah meninggal.  

Yesus menawarkan kepastian dalam penyertaan, kehadiran, bela rasa, dan kemanusiaan. Karena itu, jangan pernah menolak memakamkan orang yang sudah meninggal – apa pun penyebab kematian orang itu – sebab murid-murid Yesus sudah pasti harus mengedepankan kemanusiaan. Mari kita bertanya pada diri kita masing-masing: Kepastian apa yang kita cari? Kepastian yang semu dan bodoh? Ataukah kepastian yang sejati dan penuh bela rasa dari Yesus?