Saling Mengasihi sebagai Sebuah Kesaksian

Jumat, 15 Mei 2020 – Hari Biasa Pekan V Paskah

267

Yohanes 15:12-17

“Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.”

***

Kesaksian akan kekompakan, kerja sama, dan kesatuan yang ditunjukkan oleh para pemuka jemaat perdana menampilkan sesuatu yang sangat inspiratif. Ketika menghadapi persoalan ketidakjelasan berkaitan dengan pewartaan, mereka mengambil inisiatif untuk menghubungkan diri dengan para rasul di Yerusalem dalam rangka mendapatkan solusi. Itulah yang dapat kita lihat dalam bacaan pertama hari ini (Kis. 15:22-31).

Berkaitan dengan persoalan sunat di Antiokhia, hasil persidangan para rasul di Yerusalem menegaskan bahwa mereka menerima jemaat Antiokhia sebagai bagian dari umat Allah. Ditegaskan bahwa jemaat tidak perlu menanggung banyak beban, selain memelihara diri dengan baik dan menghindari dosa. Ini artinya jemaat Antiokhia tidak perlu mengikuti tradisi Yahudi, antara lain sunat yang dipermasalahkan sebelumnya. Mendengar itu, jemaat pun bersukacita, terhibur, dan dikuatkan.

Hidup dan kesaksian jemaat perdana kiranya didasari oleh nasihat Yesus dalam bacaan Injil hari ini. Kebersamaan dan kesatuan mereka tidak semata persoalan teknis dan organisatoris, tetapi lebih menyangkut apa yang mereka hidupi dalam ikatan kebersamaan itu, yakni semangat saling mengasihi, saling berkorban, saling setia, dan saling mencintai satu sama lain. Itulah yang ditegaskan Yesus. Menurut Yesus, keberhasilan suatu pewartaan iman sangat ditentukan oleh kesatuan suatu kelompok yang sebetulnya bertumpu pada semangat kasih. Persekutuan jemaat dengan demikian adalah persekutuan kasih, bukan persekutuan duniawi yang mengutamakan jabatan dan kepentingan masing-masing pribadi.

Kedua bacaan hari ini, di samping berbicara tentang pewartaan, berbicara pula tentang dasar yang menopang pewartaan itu sendiri, yakni semangat saling mengasihi dalam Kristus. Bacaan pertama berbicara tentang kerja sama para pemuka jemaat dalam menangani masalah-masalah yang ada; bacaan Injil berbicara tentang dasar dan keutamaan rohani yang wajib dipelihara dalam rangka kelangsungan jemaat. Mari kita renungkan bersama: Sudahkah semangat kerja sama hadir dalam jemaat kita? Sudahkah kita saling mengasihi satu sama lain?