Menjadi Garam dan Terang Dunia

Selasa, 9 Juni 2020 – Hari Biasa Pekan X

347

Matius 5:13-16

“Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.

Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagi pula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga.”

***

Garam dan alat penerangan sudah pasti ada di rumah kita masing-masing. Dilihat dari fungsinya, rasanya tidak mungkin kita hidup tanpa keduanya. Bagaimana mungkin kita bisa melewati malam terus-menerus tanpa penerangan? Bagaimana mungkin kita bisa menikmati enaknya makanan kalau tidak ada garam?

Hari ini, Yesus mengingatkan bahwa kita adalah garam dan terang dunia. Ia menghendaki agar kita tidak hanya menjadi cahaya yang ditempatkan di tempat tinggi untuk menerangi lingkungan sekitar, tetapi juga harus menjadi garam yang mesti melebur untuk dapat memberi rasa kepada dunia.

Kita dipanggil untuk tampil ke depan, untuk memandu dan mendampingi sesama di sekitar kita, terutama mereka yang berada dalam kegelapan hidup. Meskipun bukan Terang itu sendiri, kita ini adalah alat dan sarana bagi-Nya. Melalui kita, orang diharapkan melihat kebenaran dan dibantu untuk berjalan menuju kebenaran tanpa terhalang oleh kegelapan yang menyesatkan.

Kalau menjadi terang berarti kita dilihat oleh banyak orang, menjadi garam menuntut kita untuk siap bekerja dari dalam. Kita tidak kelihatan, tetapi memberi rasa pada kehidupan yang hambar. Hakikat kerja garam adalah hancur lebur, lalu menyatu dengan yang digarami. Demikianlah ketika menjalankan fungsinya, wujud garam sama sekali tidak kelihatan. Orang tidak akan mau disuruh makan garam, tetapi tidak akan keberatan kalau menyantap sesuatu yang digarami.

Di masa-masa sulit karena merebaknya virus corona sekarang ini, keberadaan kita sebagai terang dan garam dunia terasa lebih dibutuhkan lagi. Begitu banyak orang yang mengalami ketakutan dan kebingungan menghadapi wabah yang mematikan ini. Banyak juga yang kehilangan pekerjaan dan berputus asa karena tidak tahu harus berbuat apa untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mari berbuat sesuatu untuk menerangi kegelapan orang-orang di sekitar kita. Mari menjadi garam agar mereka merasakan kembali betapa indah kehidupan ini.