Menjadi Utusan yang Lepas Bebas

Kamis, 11 Juni 2020 – Peringatan Wajib Santo Barnabas

88

Matius 10:7-13

“Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.

Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.”

***

Orang yang memiliki sifat lepas bebas adalah orang merdeka. Tidak ada yang mengikatnya, sehingga ia dapat berjalan bebas tanpa beban, tanpa ketakutan. Meskipun sekarang ini kita tidak lagi dijajah bangsa lain, ternyata masih banyak orang yang hidup dalam situasi tidak merdeka. Mereka ini terkungkung oleh kemiskinan, tidak bebas mengemukakan pendapat, tidak bebas menentukan pilihan jalan hidup, dan lain-lain. Dalam situasi tidak merdeka seperti itu, hidup terasa berat dan sungguh menjadi beban.

Hari ini, Yesus mengutus kita untuk mewartakan bahwa Kerajaan Surga sudah dekat. Secara detail, Yesus menjelaskan bagaimana kita mewartakan Kerajaan Surga, yakni dengan menyembuhkan orang sakit, menahirkan orang kusta, dan mengusir setan-setan. Berbagai rahmat telah kita terima dari-Nya, maka kita diminta untuk membagikan rahmat juga kepada orang lain.

Rahmat apa saja yang telah kita terima? Oleh Tuhan, kita diberi berbagai bakat dan kemampuan yang memampukan kita untuk belajar, berusaha, dan bekerja menggapai cita-cita kita. Kita juga dianugerahi bumi yang menyimpan berbagai macam kekayaan dan menumbuhkan kehidupan. Yang terbesar, kita dianugerahi-Nya kehidupan. Semuanya itu adalah anugerah yang kita terima secara cuma-cuma. Yang dituntut dari kita hanyalah kesediaan untuk membagi rahmat yang sama kepada sesama.

Untuk menjadi pembagi rahmat, Yesus mengajukan beberapa syarat. Kita tidak boleh membawa banyak hal dalam perjalanan kita. Mengapa? Menurut Yesus, seorang pekerja berhak mendapatkan upahnya. Karena itu, selama kita mau bekerja, kita tidak perlu khawatir soal makanan. Dengan ini pula Yesus mau mengatakan bahwa untuk menjadi pewarta Kerajaan Surga, kita harus lepas bebas. Jadilah manusia merdeka yang tidak terkekang oleh hal-hal duniawi dalam melaksanakan pelayanan cinta kasih dan kebaikan.

Di masa pandemi Covid-19 ini, kita bisa menemukan begitu banyak orang yang melaksanakan pelayanan cinta kasih tanpa pamrih. Mereka melaksanakannya dengan semangat lepas bebas. Para dokter dan perawat, misalnya. Berada di garis depan dengan menangani langsung orang-orang yang sakit, mereka tidak takut kehilangan nyawa demi keselamatan banyak orang. Dapat pula kita sebut para relawan yang dengan cara masing-masing membantu orang-orang yang kehilangan pekerjaan dan pendapatan sebagai dampak dari pandemi yang berkepanjangan ini. Mereka mengulurkan tangan dan bersedia untuk saling berbagi.

Orang-orang seperti itulah pewarta Kerajaan Allah. Dengan bebas, mereka memberi salam kehidupan kepada sesama dengan membagi kehidupan mereka sendiri. Sudahkah kita menjadi pewarta seperti itu?