Panggilan untuk Berlaku Tulus

Rabu, 17 Juni 2020 – Hari Biasa Pekan XI

96

Matius 6:1-6, 16-18

“Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”

“Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”

“Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”

***

Hari ini, Yesus mengajar para murid agar senantiasa bertindak tulus dan jujur. Yang utama dalam hidup ini bukanlah tampilan luar atau sesuatu yang terlihat, melainkan kedewasaan dan kualitas hidup. Untuk itu, Allah hendaknya kita jadikan dasar dan alasan dari setiap tindakan yang kita lakukan. Semangat untuk mencari nama, dukungan, perhatian, dan pujian hendaknya kita singkirkan, sebab keberhasilan bukan melulu berasal dari kemampuan dan prestasi manusiawi. Ada tangan Allah yang turut bekerja di dalamnya.

Menepis kepentingan pribadi yang tersembunyi dari setiap perbuatan baik memang bukan perkara mudah, sebab pengakuan, penghargaan, dan pujian merupakan godaan yang sangat kuat. Oleh sebab itu, semangat untuk bersikap tulus dan jujur mesti kita pegang dengan teguh. Ketulusan dan kejujuran hendaknya mendasari setiap perbuatan kita. Kita diundang untuk berbuat baik, sekecil apa pun itu. Allah telah terlebih dahulu berbuat baik terhadap kita, kini saatnya kita berbuat baik kepada sesama.

Oleh sebab itu, pertama-tama mari kita membangun relasi yang tulus dan jujur dengan Tuhan. Ada yang berkata, dekat dengan Tuhan tidak otomatis membuat kita bebas dari aneka persoalan hidup. Itu benar. Namun, kedekatan dengan Tuhan sangat berguna agar kita tabah, sabar, tekun, dan tangguh dalam menjalani kehidupan ini.