Tuhan Maha Pengampun

Senin, 12 Oktober 2020 – Hari Biasa Pekan XXVIII

150

Lukas 11:29-32

Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini. Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih daripada Salomo! Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih daripada Yunus!”

***

Hari ini Yesus menyinggung tentang Nabi Yunus, yakni ketika diri-Nya diminta untuk memberi tanda. Ada apa dengan Yunus? Mari kita bicarakan kisah tentang nabi ini. 

Orang Yahudi pada umumnya berpandangan bahwa orang berdosa layak dihukum. Sesederhana itu. Karenanya, ketika Yunus dipanggil Tuhan untuk mempertobatkan Niniwe, ia merasa bahwa panggilan ini sangat aneh. Tidak masuk akal! Mestinya Tuhan menghukum saja orang-orang Niniwe yang telah melakukan dosa-dosa besar. Gitu aja kok repot!

Karena tidak memahami panggilan Tuhan dan tidak mau repot menjalankan panggilan itu, Yunus pun kabur dari hadapan Tuhan. Dalam pelarian itu, sebuah peristiwa terjadi. Kapal yang ia tumpangi diterpa gelombang besar. Sebagai orang yang menyebabkan terjadinya bencana itu, Yunus lantas diceburkan ke laut. Lalu terjadilah peristiwa yang terkenal itu: Seekor ikan besar menelannya selama tiga hari tiga malam.

Setelah terlepas dari perut ikan, Yunus menjalankan tugas pengutusannya, yakni mempertobatkan orang-orang Niniwe. Sungguh ajaib, nubuat kenabian biasanya ditanggapi secara negatif, tetapi orang-orang Niniwe menanggapi seruan Yunus dengan sangat positif. Raja dan seluruh rakyatnya memaklumkan puasa sebagai tanda pertobatan. Mereka juga memohon belas kasihan Tuhan. Pada akhirnya, orang-orang Niniwe diampuni Tuhan. Kota itu tidak jadi ditunggangbalikkan oleh-Nya.

Kisah Yunus ingin menegaskan bahwa Tuhan itu maha pengampun bagi setiap orang yang bertobat, bahkan bagi mereka yang melakukan dosa-dosa besar seperti orang-orang Niniwe.