Datang kepada Yesus

Senin, 2 November 2020 – Mengenang Arwah Semua Orang Beriman

264

Yohanes 6:37-40

“Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.”

***

Membaca perikop Injil hari ini, dalam benak saya muncul dua pertanyaan: Siapa yang diberikan oleh Bapa kepada Yesus? Apakah maksud “ia tidak akan Kubuang”? Untuk memperoleh jawaban dan memahami bacaan Injil hari ini lebih dalam, saya pun menelusuri konteks dari perikop ini.

Kisah dimulai ketika Yesus memberi makan sekitar lima ribu orang dengan menggandakan lima roti dan dua ikan. Hasilnya luar biasa. Mereka semua makan dengan kenyang, bahkan masih ada kelebihan sekitar dua belas bakul penuh. Orang banyak yang mengalami mukjizat ini tidak hanya takjub, tetapi mereka juga ingin menjadikan Yesus sebagai raja (Yoh. 6:15). Alasan mereka sangat sederhana: Jika Yesus menjadi raja, hidup mereka pasti akan terjamin.

Pada hari berikutnya, orang banyak tetap berbondong-bondong mencari Yesus. Intensi mereka mencari Dia tetap sama, yakni demi kebutuhan makanan jasmani. Saat itu, Yesus justru mengajak mereka beralih dari mencari makanan jasmani ke makanan rohani. “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal…” (Yoh. 6:27). Mereka pun menanyakan kepada Yesus apa yang harus mereka lakukan. Yesus menjawab, “Hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah” (Yoh. 6:29).

Untuk meyakinkan diri, orang-orang itu mempertanyakan apakah Yesus bisa melakukan seperti yang dilakukan Musa yang telah memberi makan nenek moyang mereka dengan roti dari surga. Menanggapi pertanyaan itu, Yesus menegaskan bahwa Dialah roti hidup, roti dari Allah yang turun dari surga (Yoh. 6:35). Kemudian Ia pun menyampaikan sabda-Nya seperti yang tertulis dalam bacaan Injil hari ini.

Kita bisa menyimpulkan bahwa konteks dari perikop ini adalah Yesus yang mengajarkan bahwa Dialah roti hidup yang turun dari surga. Dialah sumber hidup bagi semua orang. Oleh karena itu, semua yang datang dan menyantap-Nya akan memperoleh kehidupan kekal. Kita menyantap Tubuh Kristus secara nyata dalam Ekaristi. Menyantap berarti juga melaksanakan kehendak Allah, sebab Yesus berkata, “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya” (Yoh. 4:34).

Kedua pertanyaan saya di atas terjawab sudah. Yang diberikan oleh Bapa kepada Yesus adalah mereka yang datang, percaya, melaksanakan kehendak dan sabda-Nya, serta yang menjadikan Dia sebagai santapan. Lalu, apa maksud Yesus bahwa barangsiapa datang kepada-Nya, ia tidak akan dibuang? Dibuang berarti kehilangan kesempatan untuk melihat dan bersatu dengan Allah dalam kehidupan kekal. Orang yang datang, mengimani Yesus, dan menjadikan Dia sebagai santapan rohani akan memperoleh keselamatan dan hidup kekal.

Peringatan arwah semua orang beriman menguatkan iman kita akan kebangkitan badan. Yesus Kristus, yang adalah roti hidup dari surga, telah bangkit dari kematian dan bertakhta di surga. Kita yang percaya dan melaksanakan kehendak-Nya juga akan mengalami kebangkitan badan seperti Dia. Kehidupan kekal adalah tujuan dan arah hidup kita. Oleh karena itu, marilah kita menjadikan Yesus sebagai santapan kita setiap hari, yakni dengan percaya, menyantap tubuh-Nya dalam Ekaristi, serta melaksanakan kehendak dan sabda-Nya dalam kehidupan sehari-hari.