Panggilan adalah Sesuatu yang Mendesak

Senin, 30 November 2020 – Pesta Santo Andreas

182

Matius 4:18-22

Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.

***

Panggilan untuk menjadi murid Yesus adalah sesuatu yang mendesak. Pada Pesta Santo Andreas yang kita rayakan hari ini, kita diingatkan bahwa Yesus mempercayai murid-murid-Nya untuk ambil bagian dalam karya keselamatan yang dikerjakan-Nya.

Bagi Yesus, para murid tidak hanya menjadi orang-orang terdekat, tetapi juga adalah orang-orang kepercayaan-Nya. Mereka diikutsertakan dalam karya-karya-Nya. Kepada murid-murid-Nya, Yesus mengajar, juga memberi teladan, petunjuk, dan kekuatan dalam setiap aspek kehidupan mereka. Dengan menjadi murid, mereka sesungguhnya mengalami pendidikan, pembelajaran, sekaligus praktik langsung dari Yesus sendiri.

Ketika dipanggil oleh Yesus, para murid dengan segera meninggalkan keluarga dan pekerjaan mereka untuk kemudian mengikuti Dia. Sikap ini perlu kita perhatikan dan kita contoh. Bergegas menjadikan tanda bahwa mereka percaya kepada Yesus, meski belum sepenuhnya mengerti apa yang dikehendaki oleh-Nya. Orang yang dipercaya pasti akan mempertaruhkan segalanya demi kepercayaan itu. Hal itu sudah dilakukan oleh para murid sejak awal.

Paulus dalam bacaan kedua hari ini berkata, “Barangsiapa yang percaya kepada Dia tidak akan dipermalukan” (Rm. 10:9-18). Kepercayaan kepada Allah pasti akan membawa berkat dan mendatangkan sukacita dalam kehidupan. Meskipun hidup memerlukan perjuangan dan sering kali membuat kita tertatih-tatih dalam menjalaninya, kekuatan dari Allah akan membuat kita mampu menyelesaikan semuanya itu.

Yang sering menghambat kita untuk senantiasa percaya pada penyertaan Allah adalah pengalaman kegagalan, juga pengalaman akan penderitaan yang tak kunjung selesai. Pengalaman Andreas dan nasihat Paulus yang kita dengarkan hari ini kiranya dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk tetap mengandalkan Allah. Mereka percaya kepada Allah meskipun jaminan yang diberikan tidak tampak oleh mata. Mereka bersedia menjawab panggilan Tuhan meskipun mempunyai kekurangan. Dalam ketidakmengertian, mereka tetap mau belajar dari Yesus. Seperti mereka, semoga kita pun tetap setia menjadi murid Yesus, bahkan menjadi murid-Nya yang semakin berkualitas dari hari ke hari.