Percaya dan Bertobat

Selasa, 1 Desember 2020 – Peringatan Wajib Beato Dionisius dan Redemptus

114

Yesaya 11:1-10

Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN; ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN.

Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang. Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran; ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik. Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.

Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya. Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu. Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak. Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya. Maka pada waktu itu taruk dari pangkal Isai akan berdiri sebagai panji-panji bagi bangsa-bangsa; dia akan dicari oleh suku-suku bangsa dan tempat kediamannya akan menjadi mulia.

***

Generasi baru lahir dengan potensi dan dinamika yang baru pula. Antara generasi yang satu dengan yang lain pasti mempunyai perbedaan. Ibarat barang, barang-barang yang diproduksi oleh suatu pabrik pun tidak bisa sama persis, apalagi kalau menyangkut edisi-edisi selanjutnya. Ketika sebuah generasi baru hadir, kepada mereka sering kali disematkan harapan baru, setidaknya agar mereka lebih baik dari generasi sebelumnya.

Hari ini, dalam bacaan pertama, Nabi Yesaya menubuatkan lahirnya generasi baru dengan kualitas yang baru pula. Kehadiran mereka diwakili oleh seseorang yang disebut “tunas dari tunggul Isai.” Dialah sang pemimpin yang kualitasnya berbeda dari pemimpin-pemimpin yang muncul sebelumnya. Sebagai pemimpin, ia dinaungi oleh Roh Tuhan, yang meliputi roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, serta roh pengenalan dan takut akan Tuhan. Semua itu menunjukkan bahwa kualitasnya tidak berasal dari dirinya sendiri, tetapi dari Tuhan. Dengan itu, ia akan menghadirkan kedamaian dalam kehidupan ini, suatu kehidupan di mana permusuhan, penindasan, dan penderitaan tidak akan ada lagi.

Bagi kita, nubuat Yesaya ini merupakan sebuah undangan yang pantas kita tanggapi dengan sebaik-baiknya. Kita diundang untuk percaya dan bertobat. Hanya dengan sikap percaya dan bertobat, kita akan mampu untuk melihat pertolongan dan pendampingan Tuhan dalam kehidupan kita. Kita akan mampu melihat kasih Tuhan di dalam setiap peristiwa yang terjadi, di dalam setiap langkah yang kita jalani, dan di dalam setiap orang yang kita jumpai.

Dengan percaya dan bertobat, kita akan melihat dan merasakan kebaikan Tuhan. Tanpa itu, kita hanya akan mengalami kegelapan hidup. Oleh sebab itu, mari kita mempersiapkan hati agar mampu merasakan kasih Tuhan yang membawa damai. Semoga kita mempunyai hati yang lemah lembut, hati yang sabar, hati yang bertobat, dan hati yang mau peduli.

Beato Dionisius dan Redemptus yang kita peringati hari ini adalah contoh pribadi-pribadi yang sungguh percaya kepada Allah. Keduanya menautkan hidup kepada Allah yang telah memikat hati mereka. Karena itu, mereka berani memberikan bagian terindah hidup mereka kepada Allah dan sesama, yakni nyawa mereka sendiri. Darah kemartiran mereka adalah pupuk bagi kehidupan beriman kita. Beranikah kita mempunyai jiwa dan semangat kemartiran dalam kehidupan kita? Semoga demikian.