Kemuliaan Seorang Utusan

Kamis, 10 Desember 2020 – Hari Biasa Pekan II Adven

120

Matius 11:11-15

“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Surga lebih besar daripada dia. Sejak tampilnya Yohanes Pembaptis hingga sekarang, Kerajaan Surga diserong dan orang yang menyerongnya mencoba menguasainya. Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes dan — jika kamu mau menerimanya — ialah Elia yang akan datang itu. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!”

***

Dari dalam penjara, Yohanes mendengar apa yang dikerjakan Yesus. Ia pun mengutus murid-muridnya untuk menanyakan kepada Yesus apakah Ia adalah “yang akan datang itu,” yakni Mesias yang dinantikan orang Yahudi. Yesus tidak menjawab pertanyaan itu dengan tegas, tetapi dengan menunjuk pada karya-karya-Nya. Ia membuat orang buta dapat melihat, orang lumpuh dapat berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar. Ia pun membangkitkan orang mati dan memberitakan kabar baik kepada orang miskin.

Semuanya itu menunjukkan bahwa Mesias, Anak Allah, yang adalah Yesus sendiri, sudah hadir. Dalam kehadiran-Nya itu, nyata bahwa Ia memperhatikan nasib manusia dan peduli terhadap penderitaan manusia. Ia turun tangan melepaskan manusia dari penderitaan mereka. Dengan menunjuk pada nubuat Yesaya, Yesus menyatakan bahwa zaman Mesias benar-benar telah dimulai, bukan dengan jalan kekerasan dan hukuman, melainkan dengan jalan karunia dan keselamatan (bdk. Luk. 4:7-21).

Setelah murid-murid Yohanes pergi, Yesus berbicara kepada orang banyak mengenai Yohanes. “Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Surga lebih besar daripada dia.” Dengan ini, Yesus memuji Yohanes. Yohanes lebih besar daripada semua manusia yang hidup di dunia. Mengapa demikian? Yohanes itu nabi, bahkan lebih besar daripada nabi karena diutus Allah untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya. Yohanes dipercaya Tuhan untuk melaksanakan tugas istimewa dan ia melakukannya dengan sungguh-sungguh.

Kita dapat belajar dari Yohanes Pembaptis. Tuhan memberikan kepada kita tugas, baik di dalam keluarga, Gereja, maupun di tengah masyarakat. Kita diajak untuk menjalankan tugas-tugas itu seperti Yohanes. Yang dipandang benar oleh Allah adalah mereka yang menerima tugas dari-Nya dan melaksanakan tugas itu dengan sungguh-sungguh.