Matius 4:12-17

Tetapi waktu Yesus mendengar, bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea. Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: “Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, — bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang.” Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!”

***

Setelah kemarin kita merayakan penampakan Tuhan, di mana Yang Ilahi dalam diri bayi Yesus ditampakkan, dinyatakan, dan dihadirkan di depan mata manusia, hari ini Yesus yang sudah dewasa digambarkan memulai karya pewartaan-Nya. Ini terjadi sesudah Ia dibaptis oleh Yohanes di Sungai Yordan (Mat. 3:13-17) dan mempersiapkan diri secara matang dengan puasa selama empat puluh hari empat puluh malam di padang gurun (Mat. 4:1-11).

Sebuah peristiwa penting terjadi saat itu. Yohanes yang gencar melakukan pembaptisan dan menyerukan pertobatan ditangkap oleh sang raja. Tindakan keras dari pemerintah ini membuat Yesus menyingkir ke Galilea. Dalam sudut pandang Injil Matius, Yesus melakukan itu bukan karena takut atau bermaksud mencari aman, melainkan untuk menaati perintah Tuhan. Melalui Nabi Yesaya (Yes. 8:23 – 9:1), Tuhan menyatakan bahwa Terang akan terbit di “tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain.” Bangsa yang diam di dalam kegelapan dan orang-orang yang diam di negeri yang dinaungi maut akan melihat Terang tersebut. Oleh sebab itulah Yesus kemudian memulai dan memusatkan karya-karya-Nya di Galilea.

Galilea adalah wilayah yang tidak terlalu luas. Di bagian timur, wilayah ini dibatasi oleh Sungai Yordan dan Danau Galilea; di bagian selatan dibatasi oleh wilayah Samaria; sedangkan di bagian barat dan utara dibatasi oleh wilayah Siro-Fenisia. Penduduk Galilea kebanyakan hidup sebagai petani dan nelayan. Menarik diperhatikan bahwa saat itu tampaknya ada ketegangan antara orang Galilea dan orang Yerusalem. Orang Yerusalem memandang orang Galilea sebagai “orang kampung”, sementara orang Galilea sendiri tidak menyukai status Yerusalem sebagai kota ziarah.

Akan tetapi, justru di wilayah yang disebut “kampung” itulah Yesus mulai berkarya. Ia tampil di hadapan orang banyak sambil berseru, “Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!” Seruan Yesus ini ternyata sama persis dengan seruan Yohanes (Mat. 3:2). Injil Matius di sini agaknya mau menggarisbawahi hubungan Yesus dengan Yohanes yang sangat dekat, yakni dengan menampilkan keselarasan dan kesinambungan isi pewartaan mereka. Dengan ini pula hendak diantisipasi peristiwa yang kelak menimpa Yesus. Seperti Yohanes ditangkap oleh penguasa, Yesus pun nanti akan mengalami hal yang sama.

Semangat Yesus yang memulai pewartaan-Nya justru setelah Yohanes ditangkap patut kita teladani. Ditangkap oleh penguasa yang kejam tentu menakutkan, sebab bisa jadi akan membuat seseorang berakhir tragis. Namun, Yesus tidak gentar akan hal itu. Ia maju terus untuk mewartakan Kabar Baik kepada semua orang. Bagaimana dengan kita, murid-murid-Nya pada masa sekarang?

Beberapa waktu lalu sebuah peristiwa kemartiran terjadi di negara kita. Empat orang Kristen dibunuh secara keji di Sigi, Sulawesi Tengah. Sungguh mengejutkan bahwa kekejaman yang luar biasa ini bisa terjadi di negara kita, negara hukum yang mengakui kebebasan setiap individu untuk menjalankan iman keyakinannya masing-masing. Pembantaian tersebut tentunya menakutkan, tetapi apakah berhasil meruntuhkan iman kita? Semoga tidak. Seperti Yesus tidak gentar untuk terus berkarya meskipun berhadapan dengan risiko yang besar, kita pun harus bersikap demikian.

Karena itu, mari berpegang teguh pada iman keyakinan kita dan maju terus untuk mewartakan kebenaran. Tidak ada yang boleh menggoyahkan kita, tak terkecuali diskriminasi, penindasan, serta tindakan-tindakan yang kejam dan biadab. Jangan takut, sebab Bapa yang mahakuasa selalu menyertai kita semua.