Tuhan Menyelamatkan dan Memerdekakan

Rabu, 24 Maret 2021 – Hari Biasa Pekan V Prapaskah

281

Daniel 3:14-20, 24-25, 28

Berkatalah Nebukadnezar kepada mereka: “Apakah benar, hai Sadrakh, Mesakh dan Abednego, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu? Sekarang, jika kamu bersedia, demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah menyembah patung yang kubuat itu! Tetapi jika kamu tidak menyembah, kamu akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?” Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: “Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.”

Maka meluaplah kegeraman Nebukadnezar, air mukanya berubah terhadap Sadrakh, Mesakh dan Abednego; lalu diperintahkannya supaya perapian itu dibuat tujuh kali lebih panas dari yang biasa. Kepada beberapa orang yang sangat kuat dari tentaranya dititahkannya untuk mengikat Sadrakh, Mesakh dan Abednego dan mencampakkan mereka ke dalam perapian yang menyala-nyala itu.

Kemudian terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan segera; berkatalah ia kepada para menterinya: “Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?” Jawab mereka kepada raja: “Benar, ya raja!” Katanya: “Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!”

Berkatalah Nebukadnezar: “Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah mana pun kecuali Allah mereka.”

***

Ketika umat Israel mengalami pembuangan ke Babel, mereka mengalami banyak penindasan. Salah satunya adalah penindasan dalam hal iman yang dialami oleh Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Teman-teman Daniel ini dipaksa untuk menyembah patung emas yang dibuat oleh Raja Nebukadnezar. Namun, mereka tidak mau tunduk pada perintah raja. Mereka hanya mau menyembah kepada Allah saja. Karena itu, mereka lantas dihukum mati dengan cara dibakar di perapian raksasa.

Akan tetapi, ketiganya ternyata tidak terbakar, apalagi mati. Hal itu membuat Nebukadnezar dan orang-orang lain yang menyaksikannya menjadi sangat heran. Mereka bahkan melihat ada empat orang berjalan-jalan di tengah perapian. Siapakah orang keempat yang ada bersama-sama dengan Sadrakh, Mesakh, dan Abednego? Orang yang wajahnya seperti “anak dewa” itu adalah malaikat Tuhan. Tuhan mengutus malaikat-Nya untuk melepaskan hamba-hamba yang menaruh iman kepercayaannya kepada-Nya. 

Dalam bacaan Injil hari ini (Yoh. 8:31-42), orang Yahudi mengklaim bahwa mereka pasti selamat karena memiliki “darah biru” sebagai keturunan Abraham. Menanggapi hal itu, Yesus mengajarkan bahwa keselamatan bukan ditentukan oleh garis keturunan Abraham, melainkan karena kepatuhan pada firman Allah. Itulah yang akan membawa setiap orang pada keselamatan. Kita diselamatkan dan dimerdekakan bukan karena memiliki darah biru, bukan pula karena keturunan orang suci, melainkan karena iman kepada Allah!