Ranting dan Pokok Pohon Anggur

Rabu, 5 Mei 2021 – Hari Biasa Pekan V Paskah

350

Yohanes 15:1-8

“Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.”

***

Kesatuan akan memudahkan banyak hal. Karena itulah Yesus mengajak para murid untuk selalu bersatu dengan-Nya. Ibaratnya ranting yang bersatu dengan pokok pohon anggur. Ranting itu dapat hidup dan kemudian berbuah karena mendapat asupan makanan dari pokok pohon. Demikianlah kesatuan dengan Yesus menghidupkan segenap murid-murid-Nya, sebab dengan itu, Ia benar-benar tinggal di dalam diri mereka, serta menumbuhkan dan mendewasakan iman mereka.

Kesatuan dengan Yesus akan membuat kita tenang dalam menghadapi aneka macam persoalan hidup. Yesus sungguh dapat diandalkan untuk menjadi kekuatan kita dalam menunaikan tugas-tugas dan pekerjaan harian. Kesatuan ini akan tercapai kalau kita memberikan ruang yang sepenuh-penuhnya kepada-Nya dalam hidup dan pergulatan kita. Sebagai ranting, kita harus menyadari bahwa kita dapat hidup, berkembang, dan berbuah hanya kalau menyatu dengan pokok pohon.

Kesatuan dengan Yesus juga sangat berguna ketika kita berhadapan dengan kesalahpahaman dan perbedaan pendapat dengan sesama, sebab Yesus adalah pemersatu umat manusia. Hal ini dialami oleh umat beriman dalam bacaan pertama hari ini (Kis. 15:1-6), di mana saat itu mereka memperdebatkan tentang syarat-syarat menjadi orang Kristen. Pada akhirnya, semua sepakat bahwa iman akan Yesus menjadi hal yang utama. Meskipun ada banyak perbedaan, orang yang mau mengikuti Yesus orientasinya hanya satu, yakni Yesus sendiri.  

Demikianlah Yesus yang hidup di antara manusia, Yesus yang menderita sengsara, wafat, dan dibangkitkan Bapa, adalah pokok iman kita. Dialah jalan menuju sukacita abadi. Oleh sebab itu, jangan sampai kita berbelok dari jalan yang kita tempuh ini. Mari kita terus mendekat dan bersatu dengan Yesus, agar kita senantiasa hidup dan menghasilkan buah-buah yang baik.