Sahabat-sahabat Yesus

Jumat, 7 Mei 2021 – Hari Biasa Pekan V Paskah

156

Yohanes 15:12-17

“Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.”

***

Dalam bacaan Injil hari ini, kita masih mendengarkan dan merenungkan perintah untuk saling mengasihi. Oleh Yesus, perintah tersebut hari ini dikemukakan dalam nuansa persahabatan. Yesus memanggil dan menyebut kita sebagai sahabat-sahabat-Nya. Disapa sebagai sahabat, ini berarti kita benar-benar dipilih oleh-Nya. Dipilih oleh Yesus berarti kita dipercaya oleh-Nya, hidup kita berkenan di hati-Nya. Kepada kitalah perintah untuk saling mengasihi ditujukan untuk kita laksanakan dan hidupi dengan tekun.

Gambaran sebagai sahabat tidak hanya sebatas teori, tetapi dipraktikkan oleh Yesus sendiri. Yesus menjadi sahabat mereka yang percaya kepada-Nya sampai tuntas, yakni dengan memberikan diri dan hidup-Nya sendiri. Sahabat sejati adalah orang yang rela memberikan nyawa bagi teman-temannya. Hal tersebut telah ditunjukkan oleh Yesus secara nyata. Ia mengajar tidak hanya dengan kata-kata yang menghibur, tetapi juga dengan teladan hidup-Nya.

Saya dan Anda dipilih oleh Yesus menjadi sahabat-Nya. Ini adalah panggilan yang hendaknya mendorong kita untuk meneladan hidup-Nya. Tujuannya agar hidup kita berbuah melimpah, dan agar kita menjadi berkat bagi banyak orang. Mari kita meneladan Yesus yang rela memberikan diri untuk sahabat-sahabat-Nya, dan berkenan mendatangkan keselamatan bagi banyak orang. Mari kita memberikan diri kita bagi sesama dengan tulus dan gembira.