Doa Bapa Kami

Kamis, 17 Juni 2021 – Hari Biasa Pekan XI

189

Matius 6:7-15

“Lagi pula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya. Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di surga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]

Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”

***

Doa Bapa Kami dapat ditemukan dalam dua Injil, yakni Matius dan Lukas. Dalam Injil Matius, Yesus pertama-tama mengajar para murid untuk tidak menggunakan banyak kata ketika berdoa. Ini mengacu pada praktik agama-agama asing pada masa itu, yang membombardir para dewa-dewi dengan doa yang bertele-tele dan tidak dapat dipahami. Tujuannya adalah supaya dewa-dewi itu berlaku baik kepada umat manusia yang menyembah mereka.

Murid-murid Yesus tidak boleh membangun relasi dengan Bapa surgawi dengan cara seperti itu. Allah tidak dapat dimanipulasi dengan banyaknya atau indahnya kata-kata yang disampaikan. Sebaliknya, seperti yang disarankan oleh doa Bapa Kami, dialog dengan Allah dimulai dengan menyerahkan diri kita kepada apa pun yang ingin Ia lakukan terhadap kita.

Yang pada dasarnya penting dalam doa Bapa Kami adalah nama Allah, Kerajaan Allah, dan kehendak Allah. Janganlah kita mencoba memaksakan kehendak tentang apa yang kita inginkan. Sebaliknya, hendaknya kita menyerahkan diri pada apa yang Tuhan inginkan. Kemudian kita mengakui ketergantungan kita kepada Tuhan, berkaitan dengan kebutuhan dasar kita, kebutuhan akan makanan untuk hari ini, akan pengampunan, akan kekuatan ketika iman kita diuji.

Ya, doa Bapa Kami sangat kuat dalam kesederhanaannya. Doa Bapa Kami bukan hanya sekadar salah satu doa di antara banyak doa yang lain. Doa Bapa Kami sekaligus merupakan ajaran mendasar tentang bagaimana berdoa.