Jakarta, LBI. Aula Katedral Jakarta penuh dengan kemeriahan hari Sabtu lalu (26/08/17). Sekitar 350 peserta mengikuti seminar yang diselenggarakan LBI bertajuk Iman Katolik di Tengah Arus Modernisasi. Seminar ini menghadirkan Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan O.Carm (Uskup Malang), Rm. Yohanes Subagyo Pr (Wakil Ketua LBI), dan Rm. Yustinus Ardianto Pr (Direktur Pusat Pastoral Samadi) sebagai pembicara. LBI secara khusus menggelar acara ini dalam rangka menyambut Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) 2017, yang akan segera tiba bulan September nanti.
Sebagai pembicara pertama, Mgr. Pidyarto menyoroti materialisme, hedonisme, dan individualisme yang semakin merajalela pada masa sekarang ini. Ketiganya sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang diwartakan Kitab Suci, sehingga harus dilawan. Untuk melawan materialisme, Mgr. Pid mengusulkan pewartaan tentang kefanaan segala sesuatu yang ada di dunia. Untuk melawan hedonisme, pewartaan yang diperlukan adalah tentang nilai-nilai sejati yang harus dikejar manusia. Sementara itu, individualisme harus dilawan dengan pewartaan tentang kolektivisme.
Romo Yohanes Subagyo yang tampil sesudah itu berbicara tentang Buah-buah dari Taman Teknologi, sehingga mengawali uraiannya dengan menyebut apel dan blackberry. Dulu orang mengenal apel dan blackberry semata-mata sebagai buah, tetapi saat ini keduanya lebih dikenal sebagai buah-buah teknologi, sebab dijadikan merek dua gadget kenamaan. Dengan gambaran itu, Romo Bagyo mengajak segenap peserta untuk merenung: Apakah benda-benda itu menambah kualitas ilahi hidup manusia? Apakah teknologi mempersatukan manusia, dan mendekatkan manusia dengan Allah? Jangan-jangan alat-alat canggih itu justru membuat manusia asyik sendiri dan sulit berkomunikasi dengan Tuhan.
Romo Yustinus Ardianto sebagai pembicara ketiga berbicara tentang Keluarga di Tengah Era Digital. Ia menyoroti realitas keluarga-keluarga di Jakarta yang hidup di tengah kebisingan dan kesibukan dunia. Menurut Romo Yus, ada tiga saudara kembar yang siap menggerogoti kebahagiaan keluarga, yakni sekularisme, hedonisme, dan materialisme. Tantangan yang dihadapi oleh keluarga-keluarga Katolik di Keuskupan Agung Jakarta benar-benar luar biasa. Dunia telah berubah, Gereja pun harus berubah. Dalam rangka membantu keluarga-keluarga Katolik menghadapi arus perubahan zaman, Romo Yus menekankan perlunya Gereja melakukan aksi-aksi yang bersifat konkret.
Seminar ini juga dimanfaatkan oleh LBI untuk memperkenalkan produk-produk terbarunya yang diharapkan membuat pewartaan Kabar Baik menjadi semakin efektif. Yang pertama adalah situs internet www.lbi.or.id. Situs ini menampilkan berbagai rubrik, seperti inspirasi pagi, berita dan artikel, juga informasi perihal produk-produk LBI. Mereka yang tinggal di daerah-daerah yang jauh dari Jakarta sekarang bisa menikmati suguhan dan layanan LBI secara lebih cepat, praktis, dan murah. Diperkenalkan juga kursus Kitab Suci terbaru yang akan diselenggarakan mulai 28 September 2017, setiap hari Kamis pagi. Untuk periode September-Desember ini tema yang diangkat adalah Anak Allah Mati demi Aku.