Lukas 7:11-17
Segera setelah itu Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong. Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. Ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya, “Jangan menangis!” Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata, “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” Orang itu pun bangun dan duduk serta mulai berkata-kata, lalu Yesus menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata, “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,” dan “Allah telah datang untuk menyelamatkan umat-Nya.” Lalu tersebarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya.
***
Tidak lama setelah menyembuhkan hamba seorang perwira Roma, Yesus pergi bersama murid-murid-Nya ke Kota Nain. Di dekat pintu gerbang kota, Yesus berjumpa dengan orang-orang yang mengusung jenazah anak laki-laki tunggal seorang janda. Ketika Dia melihat janda itu tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, sehingga Ia pun berkenan melakukan karya mukjizat. Inisiatif mukjizat ini jelas datang dari Yesus sendiri. Yesus bertindak semata-mata karena belas kasihan melihat seorang janda yang tidak memiliki siapa-siapa lagi untuk memperhatikan dirinya.
Itulah sebabnya Yesus mendekati usungan, menyentuh jenazah yang ada di situ, dan memberinya perintah untuk bangkit. “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” Kata-kata Yesus ini memiliki kuasa atas kematian. Anak muda itu pun bangun, duduk, dan berkata-kata. Lukisan ini menunjukkan bahwa anak muda itu benar-benar hidup lagi. Ia pun diserahkan kembali kepada ibunya. Melalui karya mukjizat ini, Yesus juga memulihkan hidup si janda, sebab kematian anak itu membuatnya kehilangan satu-satunya penopang hidup.
Apa dampak mukjizat kebangkitan yang dilakukan Yesus kali ini? Semua orang yang menyaksikan hal itu ketakutan dan memuliakan Allah. Rasa “takut” di sini mencerminkan rasa kagum dan hormat yang mendorong mereka memuliakan Allah. Ada yang berkata, “Allah telah mengutus seorang nabi besar ke tengah-tengah kita.” Ada pula yang berkata, “Allah telah datang menyelamatkan kita, orang-orang milik-Nya.” Allah telah mengutus seorang nabi besar yang melebihi Elia (bdk. 1Raj. 17:19-21) untuk menyelamatkan manusia. Melalui Yesus Kristus, Allah sendiri telah datang untuk menyelamatkan umat-Nya.
Kisah mukjizat ini diakhiri dengan pernyataan bahwa kabar tentang Yesus tersebar di seluruh Yudea dan daerah sekitarnya. Hal ini berbeda dengan kisah Yesus membangkitkan putri Yairus dalam Injil Markus (Mrk. 5:43). Orang-orang di situ disuruh diam. Mereka tidak boleh memberitahukan kepada siapa pun tentang kejadian luar baisa yang baru saja mereka saksikan. Penginjil Lukas dalam hal ini mirip dengan Matius yang berkata: “Tersebarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah itu” (Mat. 9:26). Karena karya-karya Yesus tersebar di seluruh Yudea dan daerah sekitarnya, pewartaan kabar gembira dengan demikian telah melampaui batas-batas wilayah dan budaya Yahudi.