Sebagai Pendatang dan Perantau (6)

147

Yesus menjadi orang asing untuk menyatukan kedua belah pihak

Cerita tentang kanak-kanak Yesus yang dikunjungi oleh orang-orang majus dari timur dan yang selanjutnya mengungsi ke Mesir dalam Matius 2 mengumandangkan suatu babak baru dalam relasi dengan orang asing. Dalam Matius 4, kita membaca bagaimana Yesus memulai masa pelayanan-Nya sebagai orang asing. Ia meninggalkan lingkungan keluarga-Nya di Nazaret yang dilindungi Pegunungan Galilea untuk berpindah ke bagian Galilea yang lebih kosmopolitan, “Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain” (Mat. 4:15).

Di wilayah sekitar Danau Galilea yang membelah dunia Yahudi dan dunia Helenis, Yesus menjadi seorang pendatang dan mengalami di situ juga nasib orang asing dengan segala ledekannya: “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” (Yoh. 1:46). Panggilan mesianik menarik Yesus keluar dari kenyamanan lingkungan marga-Nya menuju suatu pentas publik di mana Ia sendiri menjadi perantau dan pendatang, tidak beda dengan apa yang sekarang dialami oleh banyak orang yang harus memulai kariernya jauh dari tempat asalnya.

Pelayanan Yesus selanjutnya dicirikan oleh pengidentikan diri dengan orang asing, termasuk orang-orang yang diasingkan dari masyarakat mereka sendiri. Dia yang berulang kali harus menyingkir (enam kali dalam Injil Matius) ditemukan di sisi orang-orang yang dipinggirkan. Kendati mula-mula menolak seorang perempuan Kanaan, Ia selanjutnya membiarkan diri digerakkan oleh iman perempuan asing itu (Mat. 15:21-28). Biarpun pernah ditolak oleh orang-orang Samaria, Ia justru memihak kepada mereka yang dianggap musuh itu dalam perumpamaan tentang orang Samaria yang murah hati dan dalam perjumpaan dengan orang Samaria yang sembuh dari sakit kusta dan datang kembali untuk memuliakan Tuhan (Luk. 9:51; 10:30-37; 17:11-19). Dengan demikian, Yesus memberi bobot kepada ajaran-Nya bahwa kita harus mengasihi setiap orang, sekalipun orang itu adalah musuh kita.

(Bersambung)