Memaknai Kedatangan Tuhan melalui Adoni-Bezek (7)

Hakim-hakim 1:1-8

137

Catatan akhir: Menantikan Tuhan di tengah kemelut dunia

Mengawali tahun Gerejawi baru dalam minggu-minggu Adven, Gereja senantiasa perlu mengingat dua makna dari perayaan kedatangan Kristus ini: penantian akan kelahiran Kristus (inkarnasi) dan kedatangan-Nya yang kedua. Tidak keliru jika dikatakan bahwa Masa Adven dan Natal tidak semata-mata berurusan dengan kedatangan Kristus ke dalam dunia, tetapi juga segala hal yang terjadi sejak kedatangan Kristus yang pertama.[1] Adven mengarahkan perayaan kita, sehingga kita tidak hanya fokus pada masa lampau tentang lahirnya Juru Selamat, tetapi juga pada kehidupan saat ini di tengah-tengah dunia, di mana “setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.” Keadaan demikian tidak keliru menggambarkan dunia di mana Gereja kini berada.

Adoni-Bezek bukanlah orang pilihan Tuhan, melainkan musuh Israel. Namun, namanya bisa saja dibaca sebagai plesetan dari nama Adoni-Zedek yang berarti “Tuhanku benar/adil.” Perannya dalam narasi pembuka kitab Hakim-hakim menunjukkan kepekaannya terhadap perbuatan Allah dan bagaimana memandang kekuasaan manusia. Tidak bisa dipastikan apakah situasi “tanpa raja di antara orang Israel” mengacu pada kebutuhan akan raja atau penolakan akan kekuasaan selain Allah. Namun, pengakuan Adoni-Bezek semestinya terucap di bibir orang Israel sendiri.

Ironi yang tampak di situ bisa diamati sebagai ironi umat hingga masa kini. Kita diingatkan untuk peka melihat karya Allah di tengah kemelut dunia. Kepekaan serupa ditunjukkan oleh Simeon dalam Injil Lukas ketika ia menyambut bayi Yesus dan memuji Tuhan (Luk. 2:21-35). Simeon telah menanti-nantikan penghiburan bagi Israel semasa hidupnya. Penghiburan itu menyiratkan kemelut yang meliputi dunianya. Ketika tiba waktunya dan ia telah melihat karya Tuhan, keinginannya sederhana: Tuhan membiarkannya pergi dalam damai sejahtera.

Adven dimulai dalam kegelapan. Minggu pertama Adven di Indonesia pun dimulai dengan kabar buruk tentang pembantaian di Papua. Dilaporkan puluhan orang pekerja proyek jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Kabupaten Nduga dibunuh kelompok kriminal bersenjata. Begitu banyak peristiwa berdarah yang menelan korban terjadi di negeri ini, juga di berbagai tempat lainnya. Aksi-aksi teror semacam ini, ditambah intoleransi yang melemahkan negeri ini, semakin menandai dunia kita sebagai tempat yang tidak aman. Umat Tuhan pun boleh bertanya pada diri sendiri: apa yang sudah kami perbuat? Adven mengarahkan perhatian kita pada dunia kita yang gelap. Namun, di atas itu, Adven menujukkan bahwa kita dalam pengharapan kepada Kristus yang akan datang kembali.

Adven memperhatikan kekinian umat Tuhan dan kegelapan yang melatarbelakangi penantian mereka. Harapan akan kehadiran Kerajaan Allah terungkap seperti dalam himne berjudul Dalam Dunia Penuh Kerusuhan karya H.A. Pandopo. Refreinnya yang singkat berbunyi, “Datanglah, datanglah, datanglah Kerajaan-Mu!” Dalam keadaan tanpa raja dan ketika setiap orang berbuat sekehendak hati, harapan kita satu-satunya ialah “datanglah Kerajaan-Mu.” Seruan ini menjawab ironi yang melekat pada bangsa Israel. Namun, kemelut dunia yang tengah kita hadapi tidak lain adalah kemelut kita sendiri. Tidak sulit untuk menyadari kegelapan yang meliputi kita. Yang sulit adalah mengakui bahwa kita sendiri bagian dari kegelapan itu. Dalam menyambut Dia yang akan datang, inkarnasi ilahi dan kedatangan-Nya hanya dapat kita rayakan ketika kita mau menghayati pesan penghakiman sekaligus pengharapan yang mengiringinya.***

Daftar Pustaka

Block, Daniel I. Judges, Ruth: An Exegetical and Theological Exposition of Holy Scripture. New American Commentary Vol. 6. Nashville, Tenn.: Broadman & Holman, 1999.

Boling, Robert G. Judges: A New Translation with Introduction and Commentary. Anchor Bible. New York: Doubleday, 1975.

Butler, Trent C. Judges. Word Biblical Commentary Vol. 8. Nashville: Thomas Nelson, 2009.

Guest, P. Deryn. “Judges.” Pages 190–207 in Eerdmans Commentary on the Bible. Edited by James D. G. Dunn and J. W. Rogerson. Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans, 2003.

Guiliano, Zachary. “Advent Begins in the Dark.” The Living Church, 27 November 2018. https://livingchurch.org/2018/11/27/advent-begins-in-the-dark/.

Klein, Lillian R. The Triumph of Irony in the Book of Judges. Sheffield: Sheffield Academic Press, 1988.

Koehler, Ludwig, and Walter Baumgartner. The Hebrew and Aramaic Lexicon of the Old Testament. Edited by Johann Jakob Stam Translated by M. E. J. Richardson. CD-ROM ed. Leiden: Brill, 1994. BibleWorks, v.8.

Niditch, Susan. Judges. Old Testament Library. Louisville, Kentucky: Westminster John Knox Press, 2011.

O’Connell, Robert H. The Rhetoric of the Book of Judges. Supplements to Vetus Testamentum Vol. 63. Leiden; New York: E.J. Brill, 1996.

Wong, Gregory T. K. Compositional Strategy of the Book of Judges: An Inductive, Rhetorical Study. Supplements to Vetus Testamentum Vol. 111. Leiden; Boston: Brill, 2006.

[1] Ryan Reeves, The History of Advent, The Gospel Coalition, 28 November 2016, www.thegospelcoalition.org/blogs/ryan-reeves/the-history-of-advent/ (Diakses 25 Agustus 2018).