Terjebak dalam Keraguan

Rabu, 31 Januari 2018 – Peringatan Wajib Santo Yohanes Bosco

166

Markus 6:1-6

Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: “Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?” Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: “Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.” Ia tidak dapat mengadakan satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka.

Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.

***

Ketika seseorang meragukan orang lain, dalam dirinya pasti tidak akan muncul rasa percaya kepada orang itu. Selain itu, perlu disadari bahwa keraguan yang berlarut-larut akan menjadi penghalang bagi seseorang untuk sampai kepada sebuah kepastian.

Yesus sudah mengajar dengan begitu jelas, terang-benderang, menarik, dan mengesankan, tetapi sejumlah pihak tetap saja tidak percaya kepada-Nya. Sungguh aneh bahwa mereka ini menolak kebenaran yang sudah jelas dan nyata. Sikap ini disertai dengan bermacam-macam alasan yang bertujuan untuk membenarkan diri mereka sendiri. Terjebak dalam keraguan, orang-orang itu menutup diri dari sapaan dan kehadiran Yesus.

Hendaknya kita tidak bersikap seperti itu, sebab meragukan Tuhan sama artinya merugikan diri kita sendiri. Setiap orang yang percaya kepada-Nya akan mendapatkan perlindungan, pendampingan dan penyertaan dalam hidup. Kita akan mendapatkan ketenangan dan kedamaian, sebab penyertaan Tuhan akan meneguhkan dan menguatkan kita di saat goyah diterjang badai kehidupan.

Pendampingan Tuhan memulihkan tapak-tapak kaki kita yang salah jalan. Perlindungan Tuhan mendatangkan kesembuhan dan keselamatan. Karena itu, terimalah Tuhan tanpa syarat. Marilah kita membuka diri bagi kasih-Nya, dan hidup dalam kasih-Nya itu dengan penuh sukacita.