Penyerahan Diri secara Total kepada Allah

Senin, 27 Agustus 2018 – Peringatan Wajib Santa Monika

6172

Lukas 7:11-17

Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong. Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: “Jangan menangis!” Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata: “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,” dan “Allah telah melawat umat-Nya.” Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya.

***

Rasul Paulus membuka suratnya yang kedua kepada jemaat di Tesalonika dengan sebuah apresiasi, rasa bangga, ucapan syukur kepada Allah, dan pujian kepada jemaat ini karena ketekunan dan kesetiaan iman mereka (bacaan pertama hari ini, 2Tes. 1:1-5, 11b-12). Ia tersentuh dan memuji kesabaran serta kekokohan iman mereka dalam suasana-suasana yang menantang. Dan, tentu saja ia percaya dan merasa yakin akan berkat yang diberikan Allah untuk jemaat ini.

Sikap Paulus tersebut adalah sikap yang kiranya ia pelajari dari Yesus yang menyaksikan pergumulan seorang janda di Nain setelah kehilangan putranya yang terkasih. Sebagai seorang wanita yang sudah menjanda, tidak memiliki orang lain untuk diandalkan selain buah hatinya yang tunggal itu. Namun, anaknya itu pun kemudian diambil dari hidupnya. Melihat peristiwa itu, hati Yesus tergerak oleh belas kasihan. Ia menguatkan dan meneguhkan janda itu.

Kesetiaan, kesabaran, kekokohan batin dalam kesendirian, dan sikap menyerahkan diri secara total kepada Allah telah menggerakkan hati Allah, sehingga Ia berkenan mendengarkan kerinduan terdalam janda tersebut. Demikianlah tindakan itu mengirim pesan kepada kita semua bahwa pengosongan diri dan kesediaan untuk bergantung total kepada Allah adalah jalan untuk menerima berkat dari-Nya.