Hamba yang Setia

Rabu, 23 Oktober 2019 – Hari Biasa Pekan XXIX

606

Lukas 12:39-48

“Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan.”

Kata Petrus: “Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu atau juga semua orang?” Jawab Tuhan: “Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. Akan tetapi, jikalau hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba laki-laki dan hamba-hamba perempuan, dan makan minum dan mabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia.

Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, darinya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, darinya akan lebih banyak lagi dituntut.”

***

Suatu ketika seorang pengurus lingkungan datang kepada saya sekadar bercerita. Ia menceritakan bahwa sejak menjadi pengurus lingkungan, banyak hal menjadi tanggung jawabnya. Sebelumnya, sebagai umat biasa, dia tidak banyak melakukan sesuatu untuk kehidupan bersama. Keterlibatan di lingkungan memberi banyak dampak bagi dirinya, yakni semakin mengenal banyak orang, pengetahuannya tentang iman bertambah, serta hal-hal lain yang dulu tidak pernah terpikirkan. Sekarang dirinya merasa beruntung karena dipercaya untuk melayani Tuhan dalam lingkungannya.

Berdasarkan pengalaman di atas, ternyata tepat apa yang dikatakan Yesus, “Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, darinya akan banyak dituntut.” Setiap orang yang dipercaya untuk melakukan suatu tugas dan mampu bertanggung jawab atas tugas tersebut, ia akan diberi tugas lain yang semakin besar. Seorang pemimpin, misalnya. Pemimpin yang baik dipilih berdasarkan rekam jejaknya yang penuh dengan kerja keras, prestasi, dan tanggung jawab. Demikianlah Yesus menegaskan bahwa seorang hamba yang setia akan diangkat menjadi pengurus rumah oleh tuannya.

Kita semua diundang untuk menjadi hamba yang setia, hamba yang melakukan tugas-tugas yang seharusnya dikerjakan. Apa tugas-tugas kita sebagai hamba Allah? Tugas kita adalah menjaga iman dengan menjadi umat Allah yang mau peduli kepada sesama berdasarkan hukum kasih. Kita tidak diminta untuk sikut-menyikut demi menjadi pemimpin. Namun, kita diajak untuk menjadi pemimpin atas hidup kita sendiri dengan mengamalkan kasih. Dasarnya adalah karena kita telah dibenarkan oleh Allah dan dibebaskan dari kuasa dosa berkat Yesus Kristus.

Dalam keseharian, kita diminta untuk selalu membuka hati kita bagi kedatangan Tuhan. Ketika Ia menghampiri kita, hendaknya hati kita menerima kehadiran-Nya. Oleh sebab itu, penyerahan diri diperlukan supaya kita bisa menerima kunjungan Tuhan dan didapati-Nya sedang berjaga.