Mewartakan Injil Sebagai Penyerahan Diri

Selasa, 3 Desember 2019 – Pesta Santo Fransiskus Xaverius

130

Markus 16:15-20

Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.”

Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke surga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.

***

Dalam bacaan pertama (1Kor. 9:16-19, 22-23), Paulus kepada jemaat di Korintus dengan bangga dan bersemangat menceritakan penghayatannya atas tugas pengutusan yang diembannya. Ia menghayati tugas untuk mewartakan Injil yang ia jalani sebagai bagian dari penyerahan diri. Bagi Paulus, mewartakan Injil adalah sebuah kewajiban, sekaligus panggilan dirinya yang paling mendasar.

Yesus dalam bacaan Injil hari ini juga berbicara dengan sangat terbuka tentang tugas-tugas yang harus dijalankan oleh para pengikut-Nya. Setelah beberapa kali menampakkan diri, sebelum kenaikan-Nya ke surga, Yesus mengutus para murid-Nya untuk mewartakan Injil ke seluruh dunia. Ia berkata, “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Dengan demikian, sebagai pengikut Yesus, kita secara otomatis mengemban tugas pengutusan tersebut. Yesus mengutus kita untuk mewartakan Kabar Baik kepada orang-orang yang kita jumpai sehari-hari. Apakah tugas itu sudah kita lakukan? Ataukah kehadiran kita justru menjadi kabar buruk bagi orang-orang di sekitar kita?